Senin, 28 Januari 2008

Sindrom "Botol"

Botol merupakan sebuah benda berbahan gelas/kaca yang berfungsi sebagai wadah minuman. Botol mengingatkan kita pada istilah tersendiri bagi kalangan preman (botol minuman), di samping itu istilah botol juga sangat akrab bagi clubbers, khususnya kota Makassar.

Seiring dengan perkembangan jaman, istilah "botol" kini telah memasuki dunia fashion (desain celana). "Celana botol", begitu orang-orang menyebutnya, adalah model celana yang lagi ngetrend hari ini, dengan ukuran yang kecil, bawahan yang kecil, ketat membalut pinggul hingga kaki. Kaos junkiest, sweater, sepatu ala balerina (sepatu kets bagi kalangan cowok) dan ikat pinggang besar adalah pasangan wajib dalam penggunaan celana botol. Ditambah lagi potongan rambut nge-bob dan celana kolor boxer yang sedikit nampak di atas pinggul. Suitt suiiitt... sexy bukan?

Sebagian orang akan berpikir, generasi hari ini tidak berkarakter, norak, plagiat, dan lain sebagainya. Namun bukan masalah bagi kalangan penggemarnya. Mereka akan berkata, "Inilah kami, generasi yang lahir di masa kini. Toh generasi yang lalu, pernah lahir dengan celana model senapan dengan kemeja kotak-kotak dan kacamata rayban".

Apa yang salah dengan hal ini? Bukankah tiap jaman akan lahir dengan generasi dan trend yang berbeda? Layak tidaknya suatu hal hanya ada di tangan konsumen. Perkembangan jaman yang diikuti dengan generasi dan trend yang berbeda senantiasa menjadi bahan perdebatan. Entah ditinjau dari etis tidaknya, layak tidaknya, atau bahkan rasional tidaknya.

Di luar dari itu, coba kita lihat suatu hal unik yang ditampakkan oleh penggemar trend hari ini, khususnya wanita. Tidak dapat dipungkiri, memang pada umumnya wanita penggemar celana botol memiliki bentuk pinggul dan kaki yang indah, namun sejengkal di atas pinggul, tampak timbunan lemak menyerupai tas pinggang yang tak ingin ketinggalan tuk diperhatikan.

Besarnya keinginan generasi hari ini dalam mengikuti trend mampu membutakan mereka akan adanya setumpuk lemak yang perlu dibakar. Setahu saya kaum wanita menginginkan bentuk perut yang rata dan langsing. Ataukah tumpukan lemak di perut juga telah menjadi trend masa kini? I dunno.

Sedianya lingkaran kecil botol berada di bagian atas dan lingkaran besar berada di bagian bawah. Berbeda dengan celana botol, yang lingkaran kecilnya berada di bawah dan lingkaran besarnya berada di atas. Lantas mengapa dikatakan celana botol?

Jika ada waktu senggang, luangkan waktu untuk mampir ke kafe dan memesan sepiring makanan tanpa lemak serta sebotol minuman tanpa celana.

NB: Sepuluh tanya menyertai celana botol
1. Bagaimana kalau kebanjiran selutut?
2. Bagaimana kalau kebelet pengen boker?
3. Apakah aliran darah ke kaki tidak terganggu?
4. Ikat pinggangnya ada, tapi kok celananya masih kedodoran?
5. Btw, CD nya sengaja dipamerin ya?
6. Bagi yang gemuk, apa gak takut ama penjual sate?
7. Celana second kan lebih lentur dan ringan, kenapa bukan itu aja?
8. Apa gak risih, lekuk tubuhnya jadi tontonan orang (palagi pake napsu?)
9. Ada gak ya jilbab yang model botol?
10. Emang enak ya pake celana botol, ato cuman ikut-ikutan aja?
- dream blog -

0 komentar: