Kamis, 14 Februari 2013

Fucklentine Day

Valentine Day kata mereka. Hari kasih sayang katanya. Hari penuh cinta.

Sungguh glamour idup mereka. Luar biasa mewah. Indah banget. Gak terjangkau. Seperti kehidupan dewa dewi yang sibuk bersenggama di atas langit sana. Warna pink dan warna merah, bentuk jantung dan sejenisnya, coklat batangan sampe kondom rasa coklat, rok mini baju ketat, hak tinggi dan G-string, lipstick dan segala jenis barang entah apa yang dicarut-marutkan di atas kulit muka para gadis itu.

Hari kasih sayang katanya. Hari penuh cinta. Tapi tidak begitu buat mereka yang ada di Muara Angke, nelayan-nelayan pinggiran yang semakin terpinggirkan, tergusur oleh kekuasaan atas nama pembangunan atas nama kemewahan dan keindahan kota demi mereka yang merayakan hari kasih sayang di hari ini. Buldozer merenggut rumah dan sekarang tinggal tenda darurat, pantai dan laut tempat menggantungkan leher direnggut untuk menyediakan komplek perumahan kelas atas atau mall-mall mentereng untuk ber-palentins-dei taun depan.

Tidak ada kasih sayang untukku. Tidak ada cinta untuk kami. Entah manusia yang sudah gila mungkin memang sudah tidak waras. Uang memperkosa cinta sampai mampus di hari ini, cinta yang tinggal seonggok mayat kering tanpa jiwa, mengkomersilkan dan menggadaikan cinta, melacurkannya hingga bisa dijual dalam bentuk lembaran-lembaran kertas pink berbentuk jantung, dikemas dalam blok-blok coklat, tanda kasih sayang katanya.

Dunia mencapai salah satu puncak ketololannya di hari ini. Kegilaan internasional. Sebuah wabah penyakit menular yang mempertolol dan mempergoblok umat manusia; menghasilkan lembaran-lembaran uang dan blok-blok emas, pemacu laju ekonomi, meningkatkan penjualan, memompa income, meledakkan profit, membuat modal beranak-pinak: Untuk kembali mengeksploitasi dan memperkosa kedunguan manusia di taun depan.

Sebuah ilusi luar biasa hebat yang membuat manusia berpikir bahwa dirinya telah mencurahkan rasa cinta dan telah berkasih-sayang pada orang lain, hari terkutuk di mana manusia telah sedemikian mempersempit dan menginjak-injak arti kata cinta dan kasih sayang hingga lebih rendah dan lebih busuk dari neraka yang paling jahanam.