tag:blogger.com,1999:blog-57799610030685942112024-02-07T13:46:17.843+08:00imhaya dream blog.hidup. .kehidupan. .dulu. .kini. .esok.
.daya. .imaji. .akal.
.dharma. .bakti. .juang. .kisah. .senyum. .canda. .tangis. .tawa. .keakuan. .perjalanan. .langkah. .berlari. .pencarian. .harapan. .mimpi. .asa. .cita. .cinta.Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.comBlogger178125tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-14206993016785447152021-11-10T08:58:00.002+08:002021-11-10T08:58:00.164+08:00Malam yang Sejuk & Siang yang Ramah<p>Kadang dalam hidup kita akan belajar menjadi malam yang sejuk. Tidak dingin juga gigil. Begitu pula, kita belajar menjadi siang yang ramah. Tak panas juga terik. Namun siang yang ramah dan malam yang sejuk, bukanlah harta yang dapat kita wariskan, atau juga secangkir langit yang bisa kita nikmati selagi kita ingin.</p><p>Malam adalah segenggam doa berisi kasih, dan siang adalah serangkaian usaha penuh sayang, atau sebaliknya.</p>Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-12752662515740945112021-10-31T08:54:00.002+08:002022-06-05T15:20:33.097+08:00Rindu yang Tumpah dan Jatuh<p><span style="font-size: 13px;">Aku bertanya-tanya tentang mengapa hujan turun semau-maunya, begitupun jua terik yang telah beberapa masa terakhir tidak lagi sesuai dengan ketika masa kecil dulu.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Dahulu, musim berbagi ruang per sekian masa. Ada waktunya hujan jatuh, ada masanya terik tumpah. Enam bulan, enam bulan. Sekarang, selain tidak lagi terpisah, keduanya semakin sering datang semasa.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Apakah mungkin karena hujan dan terik telah saling bersama? Hingga tumpah dan jatuh tak terpisahkan lagi.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Atau adakah hujan dan terik ini sengaja melakukannya, tumpah dan jatuh bagi para perindu yang senantiasa berdoa untuk segera pulang ke kampung dimana langit dan laut adalah nama yang sama.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Kemungkinan itu niscaya, sampai ada yang mampu menemukan bila ternyata hujan dan terik hanya tersesat, dan tidak menemukan dirinya.</span></p>Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-29498034270792741992021-10-18T19:33:00.000+08:002021-10-18T19:33:57.171+08:00Merantau<p><span style="font-size: 13px;">La ogi, pada suatu masa terpanggil untuk menguji nasib sebagaimana teman-teman sejawatnya yang telah terlebih dulu sompe'. Ada yang ke Malaysia, Papua, Jawa, dan ada juga yang menyeberang ke tanah misteri seperti yang menjadi arahnya, Kalimantan.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Ketika hendak berangkat, La Ogi sama sekali tak berbekal apa-apa, kecuali keberanian. Izin kepada kedua orang tuanya pu ia tuliskan pada sepucuk surat yang sengaja ia tinggalkan tepat di dekat sarung samping bantal yang biasa Mama La Ogi siapkan untuk anaknya setiap kali membersihkan kamar.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Sebelum subuh La Ogi berangkat. Larik-larik kalimat dalam kertas selembar tulisan tangan La Ogi itu sesekali tersibak angin. La Ogi menggoreskan permohonan, atau yang biasa kita menyebutnya harapan, juga doa-doa.</span></p>
<p dir="ltr"><u><span style="font-size: 13px;">"</span></u><span style="font-size: 13px;">Emma', pura metto'ni atikku sompe'. Taddampengekka konarekko laoka temmappesabbi, nasaba' mompo ammeni esse bebbuata' na engka ki terri tassenge', na engkaka matane' salaiki.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Emma', tassengkeruang mana' kasi' ri laleng nafasse' parillau doangeng ta', sarekkuammeng ni engka tokka lau sappa' deceng, mita deceng, sibola deceng, na lisu mappadeceng.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Emma', pura engkani tu ujujung sininna arajangetta', sarekuammeng ni tapada madising-dising maneng, na ta siduppa paemeng mappasiame' sengereng ri tana uddani."</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Hingga waktu itu tiba, La Ogi memilih kembali. Orang-orang tertegun. La Ogi pulang bergelimang "kekayaan". Namun apa hendak dikata, ibarat pepatah "sedalam apapun cinta daun kepada ranting, tetap tanah berkuasa, sebab gugur adalah kepastian". Emma' tidak lagi bisa bersua secara lahir dengan La Ogi.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">"Emma', engka na ro lau pole. Usabbarakeng meni akkatuongeng'e nennia sukkuru'ka temmaggangka. Saya bisa seperti saat ini bukan karena pintar, berani dan atau pun karena baik, tapi semua ini karena Allah yang menghendaki terkabulnya doa-doa ta' yang tak berhenti", ratap La Ogi terisak di pusara makam ibunya.</span></p>
<p dir="ltr"><span style="font-size: 13px;">Sompe' bagi La Ogi menjelma simpul pengingat akan sesuatu yang pernah maujud dan mengikuti perjalanan ke perjalanan. Tak ubahnya hal yang tak saling mencari, namun sama-sama silih menemukan.</span></p>Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-57996855431144896152020-05-10T09:39:00.000+08:002020-05-10T09:39:23.574+08:00Berhentilah Menawar Kepada Pedagang KecilSuara hati dari seorang pedagang kecil.<br />
<br />
Untuk Renungan<br />
<br />
Tadi pagi, diantara beceknya pasar tradisional, aku mengantri untuk dilayani, di tukang ikan.<br />
<br />
“mahal amat, kurangi deh, ikan kayak gini, udah nggak segar,”tawar ibu berambut hasil rebonding itu.<br />
<br />
“25ribu itu udah pas Bu, karna udah siang, kalo pagi, nggak kurang dari 30ribu,”jawab ibu penjual ikan.<br />
<br />
“Ahhh 20ribu kalo mau, udah sisa-sisa jelek begini kok,” tawar si ibu rebonding.<br />
<br />
Mata tua penjual ikan mengerjap pelan, mata tua yang selalu mengundang iba, menatap dagangannya. Masih bertumpuk. Hari mulai beranjak siang. Sebuah anggukan ia berikan. Menyerah pada keadaan. Hidup, tak memberinya banyak pilihan.<br />
<br />
Dan tangan tua keriput itu mulai menyisik ikan. Ujung jari melepuh terlalu lama terkena air. Beberapa luka di jari tertusuk tajamnya duri ikan, cukuplah sebagai bukti, bahwa kehidupannya bukanlah kehidupan manis bertabur mawar melati.<br />
<br />
Oh dunia,<br />
<br />
Kenapa kita sedemikian kejam pada orang yang lemah? Mengapa di sebagian semesta diri, kita begitu puas jika berhasil memenangkan penawaran pada orang orang yang sudah terseok-seok mencari makan?<br />
<br />
Apa yang kita dapat dari hasil menawar ? 3 atau 5 ribu?<br />
<br />
Akan kaya kah kita dgn uang segitu? TIDAK.<br />
<br />
Uang mungkin terkumpul, tapi keberkahan hidup nggak akan didapat. Bisa jadi, saat memasak, lupa, lalu gosong dan terbuang, kerugiannya lebih dari 5 ribu. Atau bisa jadi, saat masakan udah matang, anak anak malah kehilangan selera makan, dan minta dibelikan ketoprak atau apalah, sehingga uang yg 5 ribu tadi abis juga, capek memasak nggak dihargai oleh anggota keluarga.<br />
<br />
Apalagi menawar dengan bahasa yg tidak baik. “ikan kayak gini, udah nggak segar, ikan kayak gini, sisa-sisa udah jelek begini,”<br />
<br />
Omongan adalah doa. Setelah deal membeli, bisa jadi ikan itu memang membawa pemakannya menjadi tidak segar, atau ikan itu membawa kejelekan bagi pemakannya. Hati hati dengan lisanmu, doa seseorang menggetarkan langit, kalimat yg burukpun bisa menggetarkan langit.<br />
<br />
Saat kita masih meringkuk di kamar ber AC, jam 3 dini hari, kala tubuh masih dibalut oleh selimut wangi dan jiwa dibuai mimpi, ibu tua pedagang ikan itu sudah berkubang dengan aroma ikan, mengangkat ikan berbaskom baskom, menyentuh es batu, mengeluarkan isi perut ikan, dll. Sungguh bukan kehidupan yang gampang.<br />
<br />
Apa ruginya kalau kita melebihkan bayaran, atau minimal, tidak menawar atas harga yg telah dia tetapkan.<br />
<br />
Bukankah sudah jelas, tak ada sekat antara dhuafa dengan Rabb-nya, bahwa doa kaum dhuafa, doa orang yg papa, adalah doa yang mampu mengetuk pintu langit.<br />
<br />
Lantas kenapa kita mampu memberi kado pada teman yg melahirkan seharga ratusan ribu, atau membelikan kado ulang taun ratusan ribu pada anak teman yg merayakan ulang taun di mall , bukankah mereka sudah kaya, kado kado ratusan ribu itu mereka bisa membeli sendiri.<br />
<br />
Sementara kita begitu berhitung pada mereka yg telah menggadaikan jam tidur dan tenaga, mereka yang terseret seret oleh arus nasib kejamnya jaman untuk sekedar mencari uang sebagai bekal pelanjut hidup.Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-7632158277275122042019-11-03T23:05:00.000+08:002019-11-03T23:05:20.045+08:00Hutangku Banyak pada Anak-anakkuTidak jarang, kita memarahimu saat kita lelah.<br />
Kita membentakmu padahal engkau belum benar-benar paham kesalahan yang kamu lakukan.<br />
Kita membuatmu menangis karena kita ingin lebih dimengerti dan didengarkan.<br />
<br />
Tetapi,<br />
seburuk apapun kita memperlakukanmu, segalak apapun kita kepadamu, semarah apapun kita pernah membentakmu...<br />
Engkau akan tetap mendatangi kita dengan senyum kecilmu.<br />
Menghibur kita dengan tawa kecilmu,<br />
Menggenggam tangan kita dengan tangan kecilmu,<br />
Seolah semuanya baik-baik saja,<br />
seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya.<br />
<br />
Engkau selalu punya banyak cinta untuk kita,<br />
meski seringkali kita tak membalas cintamu dengan cukup.<br />
<br />
Kita bilang kita bekerja keras demi kebahagiaanmu,<br />
tetapi kenyataannya engkaulah yang justru membahagiakan kita dalam lelah di sisa waktu dan tenaga kita.<br />
<br />
Kita merasa bahwa kita bisa menghibur kesedihanmu atau menghapus air mata dari pipi-pipi kecilmu,<br />
tetapi,<br />
Sebenarnya kitalah yang selalu engkau bahagiakan.<br />
Engkaulah yang selalu berhasil membuang kesedihan kita,<br />
melapangkan kepenatan kita, menghapus air mata kita.<br />
<br />
Kita berhutang banyak padamu nak.<br />
Dalam 24 jam, berapa lama waktu yang kita miliki untuk berbicara, mendengarkan, memeluk, mendekap dan bermain denganmu?<br />
<br />
Dari waktu hidup kita bersamamu, seberapa keras kita bekerja untuk menghadirkan kebahagiaan sesungguhnya di hari-harimu, melukis senyum sejati di wajah mungilmu?<br />
<br />
#######<br />
<br />
Tentang anak-anak,<br />
Sesungguhnya merekalah yang selalu "lebih dewasa" dan "bijaksana" daripada kita.<br />
Merekalah yang selalu mengajari dan membimbing kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya.<br />
<br />
Seburuk apapun kita sebagai orangtua, mereka selalu siap kapan saja untuk menjadi anak-anak terbaik yang pernah kita punya.<br />
<br />
Kita selalu berhutang kepada anak-anak kita.<br />
Anak-anak yang setiap hari menjadi korban dari betapa buruknya cara kita mengelola emosi.<br />
Anak-anak yang terbakar residu ketidakbecusan kita saat mencoba menjadi manusia dewasa.<br />
Anak-anak yang menanggung konsekuensi dari nasib buruk yang setiap hari kita buat sendiri.<br />
<br />
Anak-anak yang barangkali masa depannya terkorbankan gara-gara kita tak bisa merancang masa depan kita sendiri.<br />
Tetapi mereka tetap tersenyum, mereka tetap memberi kita banyak cinta, mereka selalu mencoba membuat kita bahagia.<br />
<br />
#######<br />
<br />
Maka akan kudekap anak-anakku, kan kutatap mata mereka dengan kasih sayang dan penyesalan dan akan kukatakan kepada mereka:<br />
"Maafkan bapak untuk hutang-hutang yang belum terbayarkan"<br />
<br />
Maafkan jika semua hutang ini telah membuat Allah tak berkenan.<br />
Maafkan karena hanya pemaafan dan kebahagiaan kalianlah yang bisa membuat hidup bapak dan ibu lebih baik dari sebelumnya.<br />
Iya, lebih baik dari sebelumnya.Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-18386076451398366202019-05-16T01:30:00.000+08:002019-11-03T19:28:19.697+08:00SenantiasaKau kan tau, aku selalu mengedepankan logika. Layaknya kebanyakan laki-laki pada umumnya.<br />
<br />
Tapi begitu aku melihatmu, aku tak pernah menganggap ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk.<br />
<br />
Aku tidak menggunakan angka seperti matematika.<br />
<br />
Atau menggunakan kuantitatif sebagai nilai.<br />
<br />
Apalagi menggunakan statistik untuk mendeskripsikan.<br />
<br />
Tapi aku selalu menggunakan hati untuk mengukur.<br />
<br />
Bahwa kita telah tertakdirkan untuk bersama, seberapa muak pun kita pada kenyataan itu.<br />
<br />
Maka bersabarlah, dan memaafkanlah terhadap lelakimu ini. Senantiasa.Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-2415165859486629132018-12-17T20:27:00.002+08:002018-12-17T20:39:01.097+08:00Ode to my fatherAku tidak bisa menundanya lagi.<br />
Aku tidak bisa menahannya lagi.<br />
Aku harus mengikuti kata hatiku.<br />
Aku harus pulang.<br />
Aku harus berada di samping ranjang bapakku.<br />
<br />
Untuk sekedar membuatkannya secangkir teh hangat.<br />
Untuk sekedar membantunya berbaring.<br />
Untuk sekedar meluruskan letak bantalnya yang miring.<br />
Untuk sekedar hadir di pandangannya. Untuk sekedar ada di sekitarnya.<br />
<br />
Aku sudah terlalu lama pergi.<br />
Aku sudah terlalu renta melanglang buana.<br />
Aku sudah terlalu lelah mencari pengakuan manusia.<br />
Aku sudah terlalu bosan mengejar asa dunia.<br />
<br />
Sungguh, aku ingin pulang.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
*Suatu hari di bulan Juni 2017</div>
Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-71158728618088638622017-11-21T21:10:00.000+08:002018-12-17T21:12:13.518+08:00KepulanganSaat umurku lebih muda dulu, pernah terbesit di dalam benakku untuk tidak pernah kembali ke tempat ini. Aku ingin pergi dan tinggal di tempat lain. Membangun dan membentuk keluargaku sendiri, bersama istri dan anak-anakku kelak. Juga teman-teman dan lingkungan baru. Aku ingin membangun kehidupan yang ideal menurutku, begitulah pikirku waktu itu.<br />
<br />
Dan sungguh, rencanaku sangat detail, aku bahkan sudah bisa membayangkan bentuk rumah masa depanku, lengkap dengan ruangan-ruangan beserta isi-isinya. Semuanya sudah terancang dalam otakku.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
--------</div>
Hammam selalu tertidur pulas dalam perjalanan. Hanya sesekali dia terbangun, itupun hanya karena rasa lapar atau haus, dan dengan mudah kembali tertidur setelah disusui. Banyak hal yang terbesit dalam otakku, tentang keputusanku untuk pulang, tentang kehidupan di Balikpapan yang akan kutinggalkan, tentang zaujati yang akan merantau keluar dari tempat kelahirannya untuk pertama kalinya.<br />
<div style="text-align: center;">
-----</div>
<br />
Sungguh, niatku pulang bukan karena lelah merantau, atau karena menginginkan sebagian dari harta orang tua. Tidak. Aku hanya ingin mendampingi Ibuku, merawatnya di masa tuanya kini. Sudah cukup ibuku bersedih atas berpulangnya bapak. Semoga kehadiranku bisa sedikit meringankan beban beliau. Atau setidaknya bisa menjadi penyejuk atas hari-hari yang akan dilalui di sisa umur.<br />
<br />
Dan aku tidak mengharap seonggok simpati atau sunggingan senyuman atau sedikit balasan kebaikan apapun di kehidupan dunia ini. Semoga Allah yang akan membalasnya di akhirat kelak, jika memang itu layak untuk dibalas. Dan aku berharap semoga Allah memelihara niatku dari riya dan ambisi dunia dari awal hingga akhir.<br />
<br />
Dan tinggallah kini mimpi akan kehidupan ideal masa mudaku. Terkikis habis bersama putaran roda kendaraan yang kutumpangi. Esok akan kubangun mimpi yang baru, yang mungkin tidak lebih ideal, tapi pasti lebih bijak.Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-10988149557659959302017-11-10T13:43:00.000+08:002017-11-29T20:47:44.448+08:00Ya Hammam, ya Bunayya<div>
Dari Abu Wahb al-Jusyami ash-Shahabi radiyallahu 'Anhu, beliau berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,</div>
<div>
<br /></div>
<div>
تَسَمَّوْا بِأَسْمَاءِ اْلأَنْبِيَاءِ. وَأَحَبُّ اْلأَسْمَاءِ إِلَى اللهِ سبحانه و تعالى: عَبْدُ اللهِ وَعَبْدُ الرَّحْمنِ، وَأَصْدَقُهَا: حَارِثٌ وَهَمَّامٌ، وَأَقْبَحُهَا: حَرْبٌ وَمُرَّةُ.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
'Namakanlah diri kalian dengan nama-nama nabi, dan nama yang paling disukai Allah Subhanahu waTa`ala adalah Abdullah dan Abdurrahman, dan yang paling benar di antaranya adalah Harits dan Hammam, sedangkan yang paling buruk di antaranya adalah Harb dan Murrah'."</div>
(Sunan Abu Dawud 3: 4140)<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Begitulah kuberi nama anakku ini. Dia lahir pada 17 september dini hari yang tenang. Alhamdulillah, dia terlahir normal dan sehat. Semoga menjadi anak yang soleh, dan semoga kelak menjadi orang yang senantiasa memiliki tekad kuat untuk meraih kedudukan yang tinggi di sisi Allah Azza wa Jalla. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Semoga Allah senantiasa menjaganya.</div>
Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-66115666766559234372017-09-25T17:47:00.000+08:002017-11-09T17:59:01.874+08:00Abati rahimahullahSemoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada bapakku. <span style="font-family: sans-serif;">Beliau adalah sosok sederhana, panutan yang baik sebagai seorang bapak. </span>Sungguh, hingga detik kepergiannya, aku merasa belum begitu mengenalnya. Kisah hidupnya, masa mudanya, perjalanannya di tanah perantauan yang pernah ia singgahi dalam hidupnya, kebanyakan aku dengar dari orang lain; kakak-kakakku, ibuku, paman. Sementara bapakku, beliau lebih memilih banyak diam. Beliau lebih memilih untuk fokus bekerja, mencari rezeki untuk istri dan anak-anaknya. Biarlah pengorbanan dan perjuangan yang pernah dilaluinya, Allah yang akan membalasnya dengan pahala yang banyak, insya Allah. Semoga Allah mengampuni kesahalan-kesalahan beliau di masa lalu.<br />
<br />
Bapakku wafat dengan tenang dalam tidurnya. Sungguh, ada janji yang tidak sempat kupenuhi kepada beliau, bahwa aku akan pulang merawatnya selepas istriku melahirkan. Qoddarullah, beliau lebih dulu dipanggil.<br />
<br />
Semoga beliau khusnul khotimah, semoga Allah senantiasa merahmati beliau, memuliakannya dan mengampuni kesalahan-kesalahannya.<br />
<br />
Saya akan senantiasa mendoakanmu bapakku. Saya akan senantiasa menyisipkan namamu dalam munajatku kepada Allah. Semoga Allah mengumpulkan kita di jannah-Nya kelak.<br />
<br />Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-22048213188769699382017-07-18T12:12:00.000+08:002017-07-19T08:06:20.378+08:00Permata Usia (2)» BERBUAT BAIKLAH DI SISA USIA YANG ADA «<br />
<br />
Oleh: Al Ustadz Idral Harits Hafizhahulloh<br />
<br />
Bismillah.<br />
<br />
Al Hafizh Ibnu Rajab Al Hanbali menyebutkan dalam kitabnya Jami’ul ‘ulum wal hikam:<br />
<br />
Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullahu Ta’ala ketika menerangkan tafsir kalimat istirja’ (ucapan:<br />
<br />
إنا لله و إنا إليه راجعن)<br />
<br />
Beliau mengatakan: Barangsiapa yang mengetahui bahwa dia adalah hamba kepunyaan Allah, dan dia mengetahui bahwa dia akan kembali kepadaNya, maka dia harus mengetahui bahwa dia pasti akan berdiri di hadapanNya.<br />
<br />
Barangsiapa yang mengetahui bahwa dia akan berdiri di hadapanNya, maka dia harus mengetahui pula bahwa dia pasti ditanya (tentang amalannya di dunia).<br />
<br />
Dan barangsiapa yang mengetahui bahwa dia akan ditanya, maka dia harus menyiapkan jawaban untuk pertanyaan tersebut.<br />
<br />
Lalu ada yang bertanya: “Lantas apa daya kita?”<br />
<br />
Kata Al Fudhail bin ‘Iyadh: “Sangat mudah,”<br />
<br />
“Apa itu?” : Tanya orang tersebut.<br />
<br />
Beliau berkata: “Kamu berbuat baik pada apa yang masih tersisa, niscaya apa yang telah lewat akan diampuni. Sebab, jika kamu berbuat jelek pada apa yang masih tersisa, niscaya kamu akan disiksa karena apa yang telah lewat dan apa yang tersisa.”<br />
<br />
Wallahu Muwaffiq<br />
<br />
بسم الله الرحمن الرحيم..<br />
<br />
قال الحافظ ابن رجب رحمه الله تعالى:<br />
<br />
قال الفضيل بن عياض رحمه الله تعالى في تفسير إنا لله و إنا إليه راجعون:<br />
<br />
فمن عرف أنه لله عبد و أنه إليه راجع فليعلم أنه موقوف<br />
<br />
ومن علم أنه موقوف فليعلم أنه مسؤول<br />
<br />
ومن علم أنه مسؤول فليعد للسؤال جوابا..<br />
<br />
فقال رجل: فما الحيلة؟<br />
<br />
قال الفضيل: يسيرة..<br />
<br />
قال الرجل: ما هي؟<br />
<br />
قال: تحسن فيما بقي يغفر لك ما مضي. فإنك إن أسأت فيما بقي أخذت بما مضي وما بقي..”<br />
<br />
Arsip @happyislamcom | t.me/happyislamcom<br />
http://www.happyislam.com/2015/06/berbuat-baiklah-disisa-usia-yang-ada.html<br />
<br />
Sumber :<br />
www.ittibaus-sunnah.net<br />
❂Ashhabus Sunnah❂Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-38602681168522008152017-07-12T16:26:00.000+08:002017-07-19T08:02:54.413+08:00Permata UsiaSADARILAH UMUR KITA TERBATAS<br />
<br />
Al-Imam al-Muwaffaq Muhammad as-Safarainy rahimahullah<br />
<br />
"فاغتنم رحمك الله حياتك النَّفيسة، واحتفظ بأوقاتك العزيزة، واعلم أن مدَّة حياتِك محدودةٌ، وأنفاسك معدودةٌ، فكلُّ نفسٍ ينقص به جزء منك<br />
<br />
Manfaatkanlah -semoga Allah merahmatimu- hidupmu yang berharga, jagalah sebaik-baiknya waktumu yang mahal, dan ketahuilah bahwa masa hidupmu terbatas, nafas-nafasmu bisa dihitung, jadi setiap nafasmu akan mengurangi bagian dirimu.<br />
<br />
والعمر كله قصير، والباقي منه هو اليسير، وكل جزءٍ منه جوهرةٌ نفيسةٌ لا عدل لها، ولا خُلف منها، فإنَّ بهذه الحياة اليسيرة خلودُ الأبد في النَّعيم، أو العذاب الأليم<br />
<br />
Umur semuanya pendek, yang tersisa darinya sedikit, dan setiap bagian darinya merupakan permata yang sangat berharga yang tidak ada bandingannya dan tidak tergantikan, karena dengan hidup yang pendek ini akan diraih kekekalan abadi dalam kenikmatan atau adzab yang pedih.<br />
<br />
وإذا عادلتَ هذه الحياة بخلود الأبد علمتَ أنَّ كلَّ نَفَسٍ يعدلُ أكثر من ألف ألف ألف عام في نعيم لا خطر له، أو خلاف ذلك، وما كان هكذا فلا قيمة له<br />
<br />
Dan jika engkau membandingkan kehidupan ini dengan kekekalan abadi, engkau akan mengetahui bahwa bahwa setiap nafas sebanding dengan seribu ribu ribu tahun dalam kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan, atau sebaliknya (dalam adzab -pent), dan apa yang keadaannya seperti ini maka tidak ada harganya.<br />
<br />
فلا تُضَيِّع جواهرَ عُمركَ النَّفيسة بغير عملٍ، ولا تذهبهَا بغير عوضٍ، واجتهد أن لا يخلو نَفسٌ من أنفاسك إلاَّ في عَمَلِ طاعةٍ أو قربةٍ تتقرب بها<br />
<br />
Maka jangan engkau sia-siakan permata umurmu yang sangat berharga tanpa amal, jangan habiskan tanpa pengganti, dan bersungguh-sungguhlah jangan sampai satu nafas dari nafas-nafasmu kosong kecuali dalam ketaatan atau apa saja yang dengannya engkau mendekatkan diri kepada Allah.<br />
<br />
فإنَّك لو كانت معك جوهرةٌ من جواهر الدُّنيا لَسَاءَكَ ذهابها فكيف تُفَرِّطُ في ساعاتك وأوقاتك، وكيف لا تحزن على عُمرك الذَّاهب بغير عوض<br />
<br />
Karena sungguh seandainya engkau memiliki sebuah permata dari permata-permata dunia, pasti kehilangannya akan membuatmu sangat bersedih, maka bagaimana engkau menyia-nyiakan saat-saat dan waktu-waktumu, dan bagaimana engkau tidak bersedih terhadap umurmu yang berlalu tanpa pengganti.<br />
<br />
[Ghadzaul Albab Syarh Manzhumatul Adab, II/351]<br />
<br />
Sumber || https://telegram.me/fawaz_almadkali<br />
<br />
Kunjungi || http://bit.ly/2s7zzLR<br />
<br />
 WhatsApp Salafy Indonesia<br />
 Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafyImam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-12782064214293314742017-05-23T16:07:00.000+08:002017-06-14T16:09:14.008+08:00It's A BoyAs soon as I know that you were there, inside your mom's womb, i feel like i need to prepare everything to welcoming you. I'm panic, to be honest. This scared me for a while: I'm gonna be a father?<br />
<br />
And then yesterday, when i see you through that usg-scan-thing monitor, i'm so happy. We're so happy. First the doctor said you are a girl, while hoovering her scan tools on your mom's belly to search something. And then, boom! The monitor show something little and the doctor point to that and told us "oh, it's a boy!" She found your little dick!<br />
<br />
Haha! My boy, your first attempt to make us happy. You succeded to make us smile.<br />
<br />
Well, my son, i hope i can be your very good parents. We will, with all our resources, to raise you as best as we can be. May Allah help us and always give strength to raise you up.<br />
<br />
For now, my boy, grab some breath. Get rest for some more time. Not so long, my baby boy, we will meet. No need to worry, everything will run smooth, everything will be alright. انشا الله.<br />
<br />
Till we meet my son.Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-12279381708134770402016-10-14T08:07:00.001+08:002017-07-14T15:34:25.291+08:00Doeloe & Sekarang<div style="background-color: white; color: grey; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.359999656677246px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Doeloe...</div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: grey; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 15.359999656677246px;">
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
orang tua kita berangkat bekerja setelah matahari terbit dan sudah kembali ke rumah sebelum matahari terbenam.</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Walaupun memiliki anak yang banyak, rumah dan halaman pun tetap luas, bahkan tidak sedikit ada yang memiliki kebun, dan semua anak-anaknya bersekolah....</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Sekarang...</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
banyak yang berangkat kerja subuh dan sampai rumah setelah isya, tapi rumah dan tanah yang dimiliki tidak seluas rumah orang tua kita, dan bahkan banyak yang takut memiliki anak banyak karena takut kekurangan.</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Ada yang salah dengan cara hidup orang modern.</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Orangtua kita hidup tanpa banyak alat bantu, tapi tenang menjalani hidupnya. <span style="font-size: 12px;">Sementara kita yang dilengkapi dengan pampers, mesin cuci, kompor gas, HP, kendaraan, TV, email, FB, Twitter, ipad, ruangan ber AC, dll... harusnya mempermudah hidup ini, tapi ternyata tidak, sampai-sampai tidak sempat kita menikmati hidup karena semuanya dilakukan terburu-buru;</span></div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
...berangkat kerja, TERBURU-BURU...</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
...pulang kerja, juga TERBURU-BURU...</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
...makan siang, TERBURU-BURU...</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
...dilampu merah, TERBURU-BURU...</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
...berdo'a pun, TERBURU-BURU...</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
...bahkan sholatpun, TERBURU-BURU...</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Hanya mati........yang tidak seorangpun mau TERBURU-BURU....</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Saking takutnya akan kurangnya harta untuk keluarga sampai-sampai kita HITUNGAN dalam BERSEDEKAH, sementara اَللّهُ tidak pernah hitungan dalam memberi rizki kepada kita.</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Bahkan saking lebih takutnya kita kehilangan pekerjaan hingga berani melewatkan sholat subuh, sholat maghrib, dsbnya.</div>
<div style="margin-bottom: 1em; margin-top: 1em;">
Allahul musta'an..<br />
<br />
Sampai dimanakah hidup kita pada hari ini?</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-19603986788186992712016-09-30T15:59:00.001+08:002016-09-30T16:05:40.635+08:00The Sword of Allah<div style="text-align: justify;">
Khalid ibn al-Walid, after over than hundreds of battles, year after year, month after month, battle after battle. It came time; the drawn sword of Allah was to leave this world.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
For the last 4 years of his life, he was demoted; he couldn't go into the battlefield, and Khalid dubbed that year as "the year of the women". He was pissed off he couldn't go and fight into the battlefield again. But Khalid Ibn Walid didn't waste his time, he would recite the Quran, men like Khalid Ibn Walid. After every fajar he will recite Quran until dhuhur, and he would say that he was so busy going into jihad, that jihad has stopped him from learning the Quran. Now he made up for it, men like Khalid Ibn Walid. From fajr till dhuhr he would continuously recite the Quran and cry out of fear of Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
To tell you the extent of his battles and how busy he was, once he was praying and he forgot some of the ayat, or made mistake on some of the ayats, so the companions helped him out. And when he finished, he said; "by Allah, the only thing that made me busy, and kept me from memorizing Quran was fighting for the sake of Allah".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
When Khalid was close to his death, SubhanAllah, can you imagine my friend, a man who has never lost a battles and duels in his life, more than hundreds of battle, is dying upon his bed. The narration mention when people would walk in, he would show them his arms, his legs, his chest, that there was not a handspan on his body which did not have a wound upon it. And he would started to crying and said "look at me, look at my body, you will not find one inch, one finger except that there are scars, and marks of war, and here I'm dying the same way as Camels dies? I've spent my life in battlefield, every single battle I threw myself in the ranks of the enemies until I would be certain than I would not come out alive, and yet here I am dying on my bed like a coward?". He was hurt and pissed off knowing he's not going to die as a Shahid on the battlefield. RadhiAllahu'anhu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
But one of the visitor explained to him a wisdom, "dear Khalid, don't you understand? The day that Prophet Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dubbed you as Sayfullah Al-Maslul (The Drawn Sword of Allah). That it was impossible, for you to die in the battlefield, for if you die in the battlefield, it would've meant that the sword of Allah was broken by an infidel. But the Sword of Allah, could never be broken!" As Khalid contrary to his desires dying upon his bed.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
But see my friend, on the Battle of Mut'ah, Khalid broke nine swords. NINE sword. But why they broke? Because they were the swords of Khalid. As Khalid himself, he was the sword of Allah, he could never be broken. The man, who brought the two major superpower of his time, Persian and Roman Byzantium Empire, down to their knees, passed away upon his bed. Not broken, but retire. RadhiAllahu'anhu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
His jenazah, according to many fuqaha, is not prayed upon the shahid. His clothes, his blood, may not bare testimony to his shahadah. But by Allah, every single shahid of this ummah will bare testimony to Khalid Ibn Walid, because there has never been a shahid in this ummah, who has not been inspired by Khalid Ibn Walid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Narration mention that he left behind a horse and a sword, and sent it to Umar Ibn Khattab, and when Umar saw it, he began to cry, realising that Khalid has passed away.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
But can you imagine my friend, that horse and sword Khalid has left behind, could any other man ride the horse as the way Khalid rode? Could any other man hold the sword as the way Khalid held? No one will can, because he would never be able to fulfill its rights. Because Khalid, this man -may Allah pleased with him- was on a different level.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
The narration mention that when Khalid passed away, the women of Bani Makhzum came out and cried, and the Khalifah Umar Ibn Khattab has a strict rule that women could not come out and cry. Even when Abu Bakr passed away the women only gathered in the house of Aisyah and when they were crying Umar dispersed them. But when it came to Khalid Ibn Walid, a man came to Umar and said "ya Umar, women of Bani Makhzum are out and crying over Khalid!". But Umar said "for the likes of Khalid, those who cry, should cry". Yes my friend. Those who cry, should cry.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
And then Umar heard the mother of Khalid reciting a poetry for his son: "You are better than a million when men fall infront of you on their faces, and you are braver than a Lion and as for your generousity - you are more generous than that stream which comes down from a mountain." And Umar (radiallahu anhu) said, "The mother of Khalid Ibn Walid has spoken the truth."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
But if Khalid was better than a million that time, then he is better than a BILLION of today. And the truth is, that there will never be another Khalid Ibn Walid. Ever! By Allah, this man, he was Frederick The Great, Genghis Khan, Napoleon, Temur, all of them in one! He was more, all of them and more in one. As Abu Bakr said when he bore testimony to Khalid Ibn Walid, "women will never give birth to the likes of Khalid Ibn Walid again". There will never be another man like Khalid Ibn Walid. RadhiAllahu Anhu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Lying on his bed in Homs, a town in Syria, he said his last message, warning the disbelievers around the world, from his time to the last day, "may the eyes of cowards never sleep".<br />
<br />
Never, will the eyes of the cowards sleep.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-71501099007656233492016-09-23T10:52:00.001+08:002016-09-29T14:34:17.310+08:00Nasehat Emas Bagi Pegiat RibawiSilsilah Fatawa Kontemporer<br />
——————————————————<br />
NASIHAT EMAS BAGI PEGIAT RIBAWI.<br />
——————————————————<br />
Al-'Allamah DR. Robi' bin Hadi Al-Madkholi hafizhohulloh:<br />
<br />
PERTANYAAN:<br />
Apakah dibolehkan bagiku meminjam dari bank ribawi untuk membeli sebuah rumah? Berikan faedah kepada kami jazakumullohu khoiro.<br />
<br />
JAWABAN:<br />
Jika engkau butuh sebuah roti untuk makan dan dengan itu engkau terselamatkan dari kematian maka jangan engkau mengambil (baca: meminjamnya) dari bank sedikitpun terlebih untuk membangun rumah atau membeli mobil.<br />
<br />
Allah telah halalkan bagimu bangkai, daging babi, hewan yang mati terpukul dan yang jatuh; Allah halalkan itu semua di saat terpaksa.<br />
<br />
Namun Allah tidak pernah menghalalkan bagimu riba; riba bahaya sekali dan bahaya sekali.<br />
<br />
Maka jangan engkau bermu'amalah dengan riba dan bersabarlah; karena sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berfirman:<br />
<br />
(وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ) [سورة الطلاق 2 - 3]<br />
<br />
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." [Qs. At-Tholaaq: 2-3]<br />
<br />
Maka riba adalah dosa besar dan perkara yang berbahaya; dan yang menghalalkannya dikafirkan.<br />
<br />
Dan jika engkau butuh sebuah rumah maka bersabarlah hingga Allah beri engkau rezeki, dan berlindunglah kepada Allah serta curahkan (usaha menempuh) sebab-sebab hingga Allah persiapkan bagimu sebuah rumah, dan jika tidak maka engkau mati dalam keadaan engkau selamat dari peperangan melawan Allah;<br />
<br />
Karena orang yang berbuat riba adalah orang yang memerangi Allah -na'udzubillah- ; sebagaimana difirmankan Allah 'Azza wa Jalla:<br />
<br />
(فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ) [سورة البقرة 279]<br />
<br />
"Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." [Qs. Al-Baqoroh: 279)<br />
<br />
Allah umumkan peperangan atas pelaku riba.<br />
<br />
Dan Rasulullah telah melaknat pemakan riba, wakilnya, penulisnya, dan kedua saksinya.<br />
<br />
Apa yang engkau inginkan setelah kutukan? Apakah bermanfaat bagimu rumah sedangkan di hadapanmu neraka jahanam?<br />
<br />
Hendaklah bertakwa kepada Allah setiap mu'min dan bersabarlah atas kemiskinan dirinya serta atas hajatnya; karena Allah berfirman:<br />
<br />
(وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ) [سورة البقرة 155]<br />
<br />
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." [Qs. Al-Baqoroh: 155]<br />
<br />
Bersabarlah dan Allah akan memberimu balasan yang besar ini, sebagai pengganti dari engkau terjatuh ke dalam kutukan-Nya, kemarahan-Nya, kemurkaan-Nya, dan siksa-Nya.<br />
<br />
Pikullah kesulitan ini di dunia karena sejatinya dia bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan kemurkaan Allah dan siksa-Nya.<br />
<br />
Kita memohon kepada Allah agar kita dicukupkan dengan karunia-Nya dan anugerah-Nya dari segala hal yang akan mendatangkan kemarahan dan kemurkaan-Nya; sesungguhnya Robb kita sungguh maha mendengar semua doa.<br />
<br />
Shalawat dan salam atas Nabi kita, Muhammad, dan atas keluarganya serta para sahabatnya.<br />
<br />
••┈┈┈••✦✿✦••┈┈┈••<br />
<br />
📚 Mawsu'ah Mu`allafat wa Rosail wa Fatawa Syaikh Robi' Al-Madkholi (1/134-135).Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-39115335020508411462016-08-27T10:29:00.000+08:002016-09-29T14:35:34.529+08:00Berhenti di Kamu<div style="text-align: center;">
Pada akhirnya, keyakinan memang tidak bisa ditukar dengan apapun. Saat bertemu seseorang yang sudah tertakdirkan jadi jodoh kita akan merasa seperti tutup botol bertemu ulirnya: “klik!”. Tanpa perlu banyak alasan kita bakal yakin bahwa dialah yang tepat jadi garis finish petualangan selama ini.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
****</div>
<div style="text-align: center;">
Di ujung hari, kita akan saling menyandarkan punggung. Berbagi lelah, menceritakan kejadian konyol yang dihadapi sedari pagi, bersyukur. Keputusanku berhenti di kamu, kerelaanmu berhenti di aku membuat kita jadi dua manusia yang merasa paling tergenapkan di dunia.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
****</div>
<div style="text-align: center;">
Kini setiap kali melihat ke belakang, aku bersyukur. Semua kegagalan-kegagalan yang pernah aku lalui, dengan itu ternyata Allah menuntunku ke kamu.</div>
<div style="text-align: center;">
Alhamdulillah Robbil Alamin</div>
Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-89887246470546134362016-07-11T12:29:00.002+08:002016-07-11T12:29:37.825+08:00KeakuankuAda batas yang sangat tipis antara aku dan keakuanku. Saat aku berhasil merobohkan keakuan dalam diriku aku dapat melihat diriku yang sesungguhnya.<br />
<br />
Apa artinya Aku tanpa keakuanku? Hanya sajak kusut yang telah melarut dalam air mata yang surut. Di ujung hari, yang tersisa hanya selalu ada aku dan keakuanku.Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-85726260844860816882016-01-31T15:50:00.000+08:002016-09-24T14:30:50.774+08:00The DunyaI went on a journey to vietnam, and i prepared for it in months, made sure i had my tickets, made sure i have my passport, made sure i had enough money with me, and then i went on the journey.<br />
<br />
Today i've come to an internet cafe in my city, and what i did is i picked up my motorbike and i came. That was all that i need to prepare.<br />
<br />
If i had prepare vice versa, just picked up something and jumped on the plane to vietnam, you would have thought, "this guy is crazy". If i had prepare for 2 weeks for my journey to internet cafe today, you would've said, "this guy got his priorities upside down, he is only going for a talk and his coming straight back".<br />
<br />
Now let us ask ourselfs question: how long are we going to live in this dunya? and how long are we gonna live in the hereafter? we prepare for the dunya according to the amount of time that we going to live in this dunya, and we prepare for our journey in the hereafter according to the time that we are going to live in the hereafter.<br />
<br />
Umar ibn khattab r.a once said: "i looked into the matter of the dunya, and i looked into the matter of hereafter, and i realise that if i engaged myself in the dunya, then that will be detrimental to my hereafter. and if i engaged to the hereafter i would have to give up some dunya. so i gave preference to that which is eternal, everlasting, over that which was temporal."<br />
<br />
Like i would be a fool, to prepare for 2 weeks for this journey to cafe, we also foolish to make this dunya our purpose, and forget our eternal journey to Allah.<br />
<br />
Upon occasion Umar r.a came into a gathering of prophet Muhammad SAW, and umar looked around the house of the messenger, and he only saw a few provision, and then the messenger sat up from his mat, and the mat left imprints on the back of prophet muhammad, and umar began to cry. and the prophet said, "o umar, what are you crying for?". and umar said, "o messenger of Allah, have you not seen what pomp and what glory the kaiser and the kisra live in, the persian and the roman empire live in? you are the greatest of creation". and when umar said this the prophet sat upright and said "o umar, have you ever not understood that my example for this worldly life is that of a person who takes shade under a tree and he moves on".<br />
<br />
That's what believers are like. That we live in this dunya temporal, for a short period of time. but what happens, we make our dunya our purpose and forget the hereafter. have you ever been to graveyard and have you seen how long people live for? have you ever seen the tombstones? what do they say? 1945-1980, 1950-1990 etc. you will realise that these people have spent more time under the ground than above it. still, what happens? we get impress by the 'now', the dunya, by ourselves. Everything makes us think that we are something special, although we forget that Allah created us from dust, and until dust we will return. and how can dust become horty? how can you proud when you are a dust? how can become you proud when you are made out of a piece of sperm?<br />
<br />
I seek refuge of Allah from the deceptions of this worldly life. To Him, we will make our eternal journey.Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-66737565794673319722015-10-12T17:26:00.000+08:002017-07-15T11:30:35.261+08:00The PurposeWhat are we doing here? Where we gonna go?<br />
<br />
It's like we just woke up one morning and then we are welcomed to the 'show'.<br />
Don't ask any question just go with the flow.<br />
Make as much money as you can and try your best not to get broke.<br />
Copy everything you see on the TV from the hairstyles to the clothes.<br />
Don't think too often just do exactly as you told.<br />
And then if you ever get confused just turn towards the alcohol.<br />
You still hear your thoughts? Then just turn up the radio.<br />
As you learn to live a lifestyle of drugs, sex and rock'n roll.<br />
<br />
But in all honesty, i just need to know.<br />
Is there more to a cycle than growing and getting old?<br />
Living and dying just to leave behind a happy home?<br />
And a whole lot of property that somebody else going to own?<br />
<br />
I just really need to know before the caskets closed.<br />
Cause I'm not willing to gamble with my soul.<br />
Nor am I ready to take any chances.<br />
<br />
These are just simple life question and I'm just searching for some answers:<br />
What are we doing here? What is our purpose?<br />
How do we get here and who made us so perfect?<br />
What happens once we go? Is this world all really worth it?<br />
<br />
Questions we don't answer because apparently we don't really have to.<br />
There's no purpose to this life and our existence is merely natural.<br />
Then in that case please let me ask you.<br />
Did you create yourself or was is somebody else who had fashioned you?<br />
Because you are being that impeccable faultless and unparalleled.<br />
You are a product of supreme intelligence and I'm merely being rational.<br />
For there isn't a camera in this earth that can come close to the human eye,<br />
Nor a computer that can compete alongside the human mind.<br />
And if the whole world was to come together we wouldn't be able to create a single fly.<br />
<br />
So many signs yet we still deny.<br />
<br />
As science tries to justify that all this could come from none?<br />
When it's a simple sum, zero plus zero plus zero cannot possibly ever give you 'one'.<br />
<br />
So from where did all this order come?<br />
For everything has it's origin, a maker, a creator of it's own.<br />
So you can believe in the Big Bang, but i'd rather believe in He who caused it to explode.<br />
<br />
Allah! The creator of everything along with every single soul.<br />
The Ever-living, The Master, The Only-One who is in control.<br />
Unlike His creation, beyond our imagination and No!<br />
He is not a man nor did He have any partner or association!<br />
He is on His own, and no He did not ever leave us, alone.<br />
<br />
Just like every manufacturer, He left us with an instruction manual:<br />
The Quran and Islam.<br />
<br />
And i'm sorry to jump to conclusion, but it's the only one possible.<br />
The only definition of God as The One and Only, supreme-being, it's logical.<br />
A book with zero-contradiction and miracles that are both scientific and historical.<br />
All revealed over 1400 years ago.<br />
Like the detailed description of human embryo.<br />
To the mountains as pegs holding firm the earth below.<br />
And the two seas that don't mix in a complete separate flow.<br />
To the sun and moon in orbit alternating night and day as they stay in float.<br />
The expansion of the universe, and the creation of everything from H2O. <br />
To the stories of the past and the preservation of Pharaoh.<br />
To identifying the lowest point in the land where Persia defeated Rome.<br />
The gushing fluid that created man in the glands between the ribs and the backbone.<br />
<br />
And not a word has changed it's still the same.<br />
So please explain how all this was known over 1400 years ago?<br />
To a Man who couldn't even read or write, as he would recite whatever the angel spoke.<br />
<br />
And if you still don't believe try to come up with something that's even close. But you can't.<br />
<br />
So we took God as a mockery and His messenger as a joke.<br />
Dismissed his scriptures as legends and tales of the ancient folks.<br />
As we live life according to our whims, desires, and hopes.<br />
Saying this life is the only home we will ever know.<br />
We will live then die and simply turn to bones.<br />
YOLO? (You Only Live Once)<br />
<br />
But after the grass dies the rain arrives and it re-grows.<br />
Allah promises to do the same thing to your very soul.<br />
And bring you back from your very fingertips to your toes.<br />
As the All-Seeing Supreme-Being watches us so close, and we are surely being tested.<br />
In our wealth, our health, our self, and everything that we've been blessed with.<br />
<br />
So believe for we will surely be resurrected. <br />
And be brought back to our Lord in account for our every, single, deed.<br />
As He hands our books and order us to READ!<br />
<br />
From the bad to good, and everything in between.<br />
You, yourself are sufficient for your own accountabilty.<br />
Lord say: You were the one who thought he wouldn't come back to Me?<br />
I gave you a whole life long to search after me.<br />
But you were busy chasing all that which is temporary.<br />
<br />
So read, and glad tiding to all those who believe.<br />
Then if you disbelieve, read.<br />
And don't let that day be the first day you find out what life really means.<br />
Read.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-7330542567325096652015-10-04T22:10:00.000+08:002017-07-15T11:38:56.494+08:00Saladin<div style="text-align: justify;">
Setelah gencatan senjata, Salahuddin kembali ke Damaskus. Riwayat
menyebutkan bahwa pada suatu hari ketika hujan, dia melakukan
perjalanan Haji, dan ketika dia kembali, udara pada saat itu dingin dan
lembab, sehingga dia jatuh sakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap hari keadaannya semakin
memburuk. Al-Imad menyebutkan "Aku bersama Salahuddin ketika dia sedang
sakit. Demi Allah, setiap kali Salahuddin bertambah parah sakitnya,
kepercayaannya kepada rahmat Allah semakin bertambah. Semakin lemah
tubuhnya, maka semakin kuat kepercayaannya kepada Allah."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan
bahkan dalam keadaan itu, Salahuddin tidak dapat pergi ke masjid lagi,
tapi dia bersikeras untuk menunaikan shalat secara berjamaah.Jadi mereka
akan membawakannya seorang imam, mereka akan membantunya sehingga dia
dapat menunaikan shalat secara berjamaah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di hari ke-sembilan,
Salahuddin tidak sadarkan diri. Syekh Jafaar menyebutkan "Aku sedang
membaca Al-Qur'an di sisi tempat tidurnya, dan ketika mencapai ayat
"Dia-lah Allah, dan tidak ada tuhan yang haq disembah selain Dia, Yang Maha Mengetahui
hal-hal ghaib." Salahuddin sudah tidak sadarkan diri untuk beberapa
lama, tapi aku mendengar suaranya yang lemah mengatakan "Sahih. Kau telah berbicara kebenaran.""</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia
menyebutkan "Selama 3 hari aku membaca Al-Qur'an di sisi tempat tidur
Salahuddin, pada hari terakhirnya, saat dia meninggal, aku mencapai ayat
"Tidak ada tuhan yang patut disembah selain Allah dan kepada-Nya aku percaya." Dan aku
melihat wajah Salahuddin menjadi bercahaya, dia mengucapkan kalimat
syahadat, kemudian dia pergi meninggalkan dunia ini."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Ibnu
Shaddad menyebutkan bahwa inilah bencana terbesar yang menimpa umat
muslim sejak kehancuran Khulafaurrasyidin. Ibn Shaddad menyebutkan
"Seringkali aku mendengar pepatah yang mengatakan "Kuharap aku dapat
meninggal menggantikan dirinya." Dan aku selalu berpikir bahwa ini
adalah metafora. Tapi kemudian aku menyadari hal yang sebenarnya dari
pepatah itu ketika Salahuddin meninggal. "Kuharap aku dapat meninggal
menggantikan Salahuddin."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Abdul Latif, seorang penyair yang
terkenal berkata bahwa Salahuddin ditangisi layaknya seorang nabi,
karena setiap orang mencintainya. Orang yang baik mencintainya, orang
yang jahat mencintainya, umat muslim mencintainya, umat non-muslim
mencintainya, semua orang mencintai Salahuddin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan apa yang
ditinggalkan Salahuddin setelah dia wafat? Dia adalah raja Mesir, raja
Siria, Lebanon, Yaman, tapi apa warisan yang ditinggalkannya? Dia
meninggalkan 1 dinar dan 47 dirham, beberapa jubah perang, dan seekor
kuda. Hanya inilah yang ditinggalkannya. Mereka harus meminjam uang
untuk mengurus jenazahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi aku akan memberitahumu tentang
apa yang sebenarnya diwariskannya. Dia mewariskan sebuah kejayaan! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Riwayatnya
mengatakan bahwa orang-orang berteriak dan menangis seakan-akan dunia
hanya menjadi satu tempat. Dan banyak orang, ketika mereka melihat
jenazahnya, mereka tidak dapat percaya, mereka langsung pingsan. Mereka
tidak menghadiri prosesi pemakamannya, karena mereka tidak percaya bahwa
Salahuddin telah wafat. Sang pembebas tanah suci!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan Qadhi Fadhil memberikan fatwa
bahwa Salahuddin harus dikubur dengan pedangnya. Jadi ketika di hari
kiamat dimana dia dibangkitkan kembali, dan salah satu dari ketujuh
orang yang mendapat naungan dari Allah adalah, seorang penguasa yang
adil. Ketika dia berada di dalam naungan Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka
dia dapat bersandar pada pedangnya, jadi setiap orang dapat melihat,
bahwa dialah sang pembebas Tanah Suci.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salahuddin adalah orang
yang membebaskan Tanah Suci Yerussalem, dialah orang yang membuka
gerbang benteng dan kastil orang-orang Kristen. Dan di batu nisannya,
mereka menulis "Ya Allah, sebagai kemenangan terakhirnya, bukakanlah
untuknya pintu surga!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
--------------------- </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salahuddin adalah salah satu pahlawan Islam terbaik. Tapi masalah pada umat muslim saat ini, bahwa kita telah meninggalkan kejayaan kita. Seperti yang dikatakan seorang penyair, "umat muslim datang ke kubur Salahuddin, dan mereka datang lagi dan lagi." Apa yang mereka lakukan? "Mereka berada di sisi kubur Salahuddin dan berkata: Qum ya Salahuddin, qum!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Wahai Salahuddin bangunlah! Bangunlah, Salahuddin kami membutuhkanmu! lihatlah apa yang terjadi di Iraq! Lihatlah apa yang terjadi di Afghanistan! Di Suriah! Wahai Salahuddin kami membutuhkanmu untuk membebaskan tanah suci!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyair mengatakan "mereka datang dan datang lagi. Oh Salahuddin bangkitlah! Bangkitlah! Sampai kuburnya mengeluh karena bau di sekitarnya." Dia berkata, "berapa kali dalam setahun kalian akan membangunkan Salahuddin? Berapa kali kalian akan mengusik Salahuddin karena sikap penakut kalian sendiri? Apakah kita telah sampai pada zaman dimana yang hidup meminta bantuan kepada yang mati?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada seorang pun yang bercita-cita menjadi Salahuddin. Tak ada seorang pun yang bercita-cita menjadi Umar Ibn Khattab, Abu Dzar, atau Abu Bakr R.A, atau Khadijah atau Fatimah. Kita telah meninggalkan kejayaan kita. Kita mengingat orang-orang ini, tapi tak satupun yang ingin menjadi seperti mereka. Kawan, kita tidak boleh menjadi pengecut, karena kita percaya pada kehidupan akhirat. Kita tidak bisa merayakan kejayaan Salahuddin, Umar Ib Khattab, tapi menjadi pengecut pada saat yang sama.</div>
Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-24155913460407075562015-09-26T21:30:00.000+08:002018-12-17T21:42:25.137+08:00The real dreamLook man, ain't i care about my young-age dream no more. To be rich, having a good job, succed in this worldly life. To have a music studio, personal library, fancy house, to own a dream car, to have an athletic body, etcetera, etcetera. I ain't care no more, man. I have a new, much better dream.<br />
<br />
******<br />
<br />
That in this all my younger time, i was so blind that i though this worldly life is my main purpose, my only concern. I only busy about chasing worldly life, building my ladder to reach my 'ideal life standard'. That the hereafter, i can take care of it later. Yeah, later when i'm older. What do you expect? I am still young. There are still many thing i want to reach, i want buy, i want to enjoy. Isn't Allah the All-merciful? I will repent later when im old, i will take care my shalat later when im older, i will read quran and seek the thruth later. Right now, i'm too busy, man. To just attend shalat in mosque, i have no time. I have to work, collect all the money i can collect.<br />
<br />
******<br />
<br />
"The death is running towards you, and in the same time, this worldly life is running away leaving you. But the strage thing is, you run chasing something that running away from you, and not prepare to something that is running towards you? Isn't this insane? Isn't we should be much prepare to the thing that certainly will come to us, than to the thing that we will leave behind?"Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-69776298231858795892015-08-06T17:20:00.000+08:002017-07-15T13:56:42.524+08:00The Best Mankind14 abad yang lalu, dia pernah merindukanmu.<br />
<br />
Dia adalah manusia terbaik yang pernah ada.<br />
<br />
Tepat sembilan hari menjelang wafatnya, turunlah firman Allah subhanahu wata'ala:<br />
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ<br />
“Dan peliharalah diri kalian dari (azab yang terjadi pada) hari yang
pada waktu itu kalian semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian
masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak didzalimi.”(Al Baqarah : 281)<br />
<br />
Semenjak itu raut kesedihan mulai tampak di wajah beliau yang suci.<br />
“Aku ingin mengunjungi syuhada Uhud" ujar beliau. <br />
Beliaupun pergi menuju makam syuhada Uhud, sesampainya disana beliau
mendekati makam para syuhada dan berkata, “Assalamu’alaikum wahai
syuhada Uhud, kalian telah mendahului kami. Insya Allah kamipun akan
menyusul kalian.”<br />
Ditengah perjalanan pulang, beliau Shallallahu Alaihi Wasallam menangis. Para sahabat yang mendapinginya bertanya,<br />
“Apa yang membuatmu menangis wahai Rasulullah?” <br />
Beliau menjawab, <br />
“Aku rindu kepada saudara-saudaraku.” <br />
Mereka berkata,<br />
“Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?” <br />
Beliau menjawab, <br />
“Bukan, kalian adalah sahabat-sahabatku. Adapun saudara-saudaraku
adalah mereka yang datang sesudahku, mereka beriman kepadaku padahal
mereka belum pernah melihatku.”Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-84239330465350471072015-08-03T15:15:00.001+08:002017-07-15T13:53:32.194+08:00 Pesan Ibunda<i>kembali nak, kembali kalau memang harus kembali</i><br />
<i>ada rumah yang bisa kau tinggali untuk tidur saat kau kembali</i><br />
<i>kalau harus menjadi bedinde, jujurlah pada pekerjaanmu</i><br />
<i>meski berat dan coba serap simbiosis apa yang dikenakan </i><i>dalam kehidupanmu di seberang pulau: komensalisme, mutualisme</i><br />
<i>tapi jangan pernah kau menjadi parasitisme, jangan pernah jahat</i><br />
<i>meski kau bisa saja benci kepada pekerjaanmu, tapi jangan anti kepada mereka</i><br />
<i>lengkapilah hatimu dengan hati yang tulus dalam bekerja</i><br />
<i>bergiatlah agar orang-orang memandangmu anak yang memiliki bara semangat</i><br />
<i>meski hatimu kelak sepi, tidak ada orang yang bisa kau bagi kedukaan</i><br />
<i>tak ada orang yang bisa kau ajak untuk tertawa bersama</i><br />
<i>atau akan kau dendangkan langgam yang menyayat hatimu</i><br />
<i>tapi hentikan bila kau hanya mampu berurai airmata</i><br />
<i>biar tirai kemenangan selalu terbuka bagimu</i><br />
<i>dan kamu menjadi anak yang merdeka</i><br />
<i><br />tapi, kau akan pulang 'kan, nak?</i>Imam Yahyahttp://www.blogger.com/profile/00033286808614836918noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5779961003068594211.post-85147257189182740302015-02-15T12:30:00.000+08:002016-01-06T17:35:06.291+08:00Mengungkapkan CINTA tanpa "I LOVE U"<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
Terkadang org tdk pandai mengucapkan "I love U" or "Aku cinta kamu". Bahkan sebagian orang menganggap tak ubahnya sebagai rayuan gombal. Nah...Ada cara lain yg UNIK, ROMANTIS dan LUCU untuk mengungkapkan cinta pada pasangan kita:<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;">Siapkan handuk hangat selesai dia mandi, caranya hangatkan dg pengering rambut.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Masukkan es berwarna merah berbentuk HATI di gelas si dia, caranya cetak air + sirup yg berwarna merah dalam cetakan es batu.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Saat si dia kembali dari luar kota, buat kejutan ,jemput dia tiba2. Jgn lupa isi kulkas dg makanan dan minuman favorit si dia.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Selipkan cokelat dan permen berbentuk HATI di saku bajunya.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Cetak bibir Anda dg lipstik di sebuah kertas POST-IT dan selipkan di buku atau bahan2 artikel yg sering ia baca atau bawa.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Siapkan sarapan pagi di kamar tidur saat hujan (SENIN PAGI).Biarkan dia menikmati Senin yg biasanya menjemukan dgn sedikit terlambat datang ke kantor.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Siapkan pesta ulang tahun rahasia dan undang teman2 yg ia rindukan sejak lama.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Temani dia jogging di pagi hari, meski cuma keliling lokasi tempat tinggalnya.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Sesekali jemputlah ke kantor.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Rapikan lemari pakaiannya.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Tuang kopi ke cangkirnya sebelum kosong, jgn tunggu dia meminta.</li>
</ol>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Tempelkan pesan2 kecil dan seksi di dashboard mobil atau di lapisan embun kaca dan biarkan dia menemukannya.</li>
</ol>
Mudah2an bisa menambah keharmonisan Anda dgn si dia, oke...</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
TAPI..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi aku tak punya kulkas dan handukpun cuma kain rombeng. Dan aku tak punya lipstik atau lemari pakaian. Dan ia tak kerja di kantor apalagi punya mobil. Untuk makan nasi pun sehari cuma sekali, bagaimana ku harus beli permen coklat berbentuk hati. Kapan aku dan dia lahir pun aku tak tahu. Juga ia sama sekali takkan tertarik untuk jogging, karena harinya dihabiskan untuk menapaki aspal panas tanpa sendal, menyusuri jalan memungut botol plastik bekas...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena kami adalah sepasang pemulung.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0