Hukum kausalitas atau sebab-akibat adalah sebuah dalih populer yang dipakai untuk menyangkal keberadaan Tuhan. Pertanyaan dari mana segala yang ada ini berasal akan berhenti pada satu titik, yaitu kata Tuhan, Tuhan, dan Tuhan... Jika semua ini berasal dari Tuhan, jadi Tuhan berasal dari mana? Berarti ada Tuhan sebelum Tuhan? Bagaimana mematahkan argumen bego ini?
Filsafat materialisme beranggapan bahwa segala sesuatu yang ada ini sudah ada sejak dulu dan akan terus ada selamanya (tidak ada awal dan akhirnya), dan oleh karena itu, menyangkal proses penciptaan (yang selanjutnya dipakai juga untuk menyangkal keberadaan Sang Pencipta) dan hari kiamat. Mereka berkedok ilmiah dan sains dengan melandaskan diri kepada teori-teori evolusi-nya Darwin. Ironisnya, anggapan ini juga digugurkan oleh penemuan ilmiah terbaru yang terbukti kebenarannya: Teori Big Bang. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari peristiwa Ledakan Besar sebuah titik yang bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga. Dalam ilmu matematika, nol sama dengan tidak ada, dengan kata lain alam semesta ini pernah tidak ada dan kemudian di-ada-kan oleh kekuatan MahaCerdas, melalui peristiwa Big Bang.
Lagi-lagi waktu membuktikan bahwa filsafat materialisme dan teori Evolusi Darwin tidak lebih dari sampah sejarah. Bahkan lebih tidak berguna dari sampah, karena sampah itu masih bisa didaur-ulang.
Anggaplah sebuah penggaris adalah alam semesta beserta segala isinya. Salah satu ujungnya adalah awal penciptaan dan ujung yang satunya adalah akhir dari alam semesta; jarak antara ujung awal dengan ujung akhir adalah perjalanan waktu atau rentetan peristiwa. Aku berada di luar penggaris itu, sehingga bisa mengetahui peristiwa-peristiwa di bagian manapun dari penggaris itu. Aku mau menganalogikan secara sangat sederhana bagaimana Tuhan melihat alam semesta beserta segala isinya ini. Menurutku begitulah Tuhan melihat semua ini. Tuhan yang menciptakan ruang dan waktu, alam semesta, maka apakah Dia mutlak harus ikut terperangkap di dalam ruang dan waktu, alam semesta ini? Tentu tidak. Sebaliknya, manusia dan segala yang ada ini terikat dalam konteks ruang dan waktu sehingga tidak punya kuasa atas masa lalu dan masa depan. Yang kita punya hanya sekarang.
Kembali, 'hukum kausalitas' jika dieksekusi dengan argumennya sendiri, ujung-ujungnya kembali ke Tuhan. Kesimpulan akhir adalah 'hukum kausalitas' di-ada-kan oleh Tuhan. Nah, sama halnya dengan konsep 'Tuhan yang meng-ada-kan ruang dan waktu maka Dia tidak mutlak harus terperangkap di dalamnya dan terikat di konteksnya', berarti itu juga berlaku kepada hukum kausalitas: 'Tuhan yang meng-ada-kan Hukum Kausalitas maka Dia tidak mutlak harus terperangkap di dalamnya dan terikat di konteksnya'. Atau sederhananya begini, Hukum Kausalitas tidak bisa digunakan untuk menghakimi Tuhan karena secara langsung atau tidak langsung Tuhan-lah yang meng-ada-kan hukum kausalitas itu. Tuhan adalah Pencipta, hukum kausalitas adalah 'yang diciptakan'. Masa' ciptaan mendikte penciptanya? Mungkinkah hukum kausalitas itu, yang ada atas kehendak Tuhan tentunya, bisa menghakimi Tuhan itu sendiri? - dream blog -
Sabtu, 04 November 2006
Hukum Kausalitas
Kategori: Opini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar:
saya tidak sependapat dengan penulis yang mengatakan bahwa hukum kausalitas adalah dalil untuk menyangkal keberadaan tuhan. menurut saya justeru sebaliknya, dengan teori sebab akibat kita dapat membuktikan keberadaan tuhan. dalam konsep kausalitas dikenal teori bahwa tidak mungkin akibat lebih tinggi dari sebab. dalam kontek penciptaan alam, para filosof barat banyak mengakui bahwa alam ini tidak mungkin diciptakan dari 'ketiadaan', karena tidak mungkin ketiadaan menciptakan 'ada' itu sendiri, ketiadaan lebih rendah dari 'ada'. ini meniscayakan bahwa alam ini tidak tercipta begitu saja, pasti ada yang mengadakannya dan ia tidak mungkin berasal dari sesuatu yang lebih rendah dari dirinya. Ia adalah sebab dari segala sebab dan Ia adalah tuhan, sang maha sempurna yang tidak tergantung kepada sebab yang lain.
kog saya setuju sama mas dani ya.he.. tapi ini blog yg bagus, bisa jadi referensi pemikiran..kunjungi blog ane gan yg berisi psikologi, dll. http://ayogugusasa.blogspot.com
gini bang, aku mengatakan hukum kausalitas dipake oleh kaum materialis utk menyangkal keberadaan tuhan. dan di tulisan ini aku mencoba mematahkan argumen itu. jd sebenarnya kt satu tujuan cm berbeda jalan.
Hukum kausalitas adalah hukum sebab akibat, di mana adanya akibat tidak lepas dari sebab, , ,
menanggapi kasalah ababng-abang di atas saya lebih sepandapat dangan pendapatnya bang dani dimana dengan hukum kausalitas kita dapat membuktikan adanya tuhan dengan ilmu pengetahuan, tapi yang perlu kita garis bawahi hukum kausalitas tidak hanya di gunakan untuk membas tuhan, tuhan, tuhan dan tuhan,,,masih banyak masalah yang dapat kita pecahkan dengan hukum ini,.
Intinya kausalitas tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan kita sehari-hari karna banyak masalah yang perlu di pecahkan dengan hukum ini...
"Yakin Usaha Samapai"
imam yahya...tulisanmu krend
Hukum kausalitas atau hukum sebab akibat juga bisa dibuktikan melalui kejadian nyata (kekinian) yang kita lihat dan rasakan hari ini.
Sebagai contoh eksistensi dari hukum sebab akibat:
Alam dan Manusia adalah mahluk ciptaanNya yang saling terkait erat dalam hukum sebab akibat. Ketika ada manusia yang melakukan perusakan terhadap alam dan tidak mau memperbaiki kerusakan tersebut maka alam akan memperbaiki dirinya sendiri. Longsor dan gempa adalah bentuk dari alam yang sedang memperbaiki dirinya.
Jika kita sudah mengetahui esensi dari hukum sebab akibat maka hendaknyalah kita bersikap bijak serta mengaplikasikan sifat rahmani yang secara fitrah telah ada pada diri kita.
Saya termasuk orang yang meyakini adanya hukum sebab akibat dalam hidup dan kehidupan ini. So.. mari jadikan prinsip bahwa manusia harus bermanfaat bagi sesama.
Salam.
Ada konsep lebih modern dari hukum kausalitas ini yaitu hukum tarik-menarik (law of attraction)
http://Www.initialDS.com
Posting Komentar