Kamis, 18 Desember 2014

Tentang Dia

When you seek her. 
Tataplah matanya, bertanyalah pada mata itu. Apakah ia akan mengeluarkan air mata jika kau tidak reda terhadap perbuatannya.

When you search for her. 
Perhatikan tangannya. Lembut karena siraman air cucian beras atau alat-alat kecantikan yang teramat mahal.

When you look after her.
Dengarkan kata-katanya. Lembut menenangkan atau penuh rengekan gosip dan kata-kata prasangka buta.

When you choose her.
Lihat sepatunya, apakah dia sibuk mengoleksi sepatu agar lebih tinggi darimu atau merendah mengharap izinmu saja. Lihat pula seberapa tinggi dan runcing heelsnya, siapkah ia tegak menopangmu saat kau jatuh.

When you find her.
Jagalah hatinya. Sadarilah, kekuatanmu berasal dari itu. Bukan karena hartanya atau wajah cantiknya. Sungguh, di saat kepalamu penat dengan urusan dunia, hatinya yang kau jaga, akan menyejukkanmu.

Then you'll realize that actually she's the one who finds you.
Semoga ia yang membuat kau merasa dibutuhkan, merasa istimewa, merasa tak tersaingi karena ia menjaga dirinya dan anak-anakmu hingga bertemu dengan Sang Pencipta.

Minggu, 14 Desember 2014

Dan II

Dan ketika emosi itu berlari meninggalkan hati, maka tertawalah semua ego itu.. Setelah itu apa? Tinggalkan luka pada mereka yang sudah teraniaya lisanmu. Ada setumpuk benci menggenggam akalku. Ada seikat duri menusuk hatiku. Ada sebentuk dendam pada marahku. Terlalu kencang angin meniupkan awan, hingga tiba badai itu. Tapi aku tidak akan sembunyi! Sampai hari dimana emosi terkubur sedalam-dalamnya. Beralas prasasti, bertuliskan cinta sejati.

Rabu, 10 Desember 2014

Riwayat Dinding & Soneta

kami bersandar merapatkan punggung masing-masing pada dinding.

ia tiba-tiba bertanya:
untuk apa dinding diciptakan?

dinding, kataku, dibuat untuk memisah-misahkan.
yang satu jadi dua atau jadi bilangan-bilangan berlainan,
jadi kawan dan lawan,
jadi ada aku jadi ada kau.

sebab, sesungguhnya, sebelum ada dinding,
segala sesuatu hanya satu. hanya satu.

@Hurufkecil

*****

Aku tak mencintaimu seperti engkau adalah mawar, atau topaz atau panah anyelir yang membakar:
Aku mencintaimu selayaknya beberapa hal terlarang dicintai, diam-diam, diantara bayangan dan sukma.

Aku mencintaimu seperti tumbuhan yang urung mekar dan membawa jiwa bunga-bunga itu di dalam dirinya, dan karena cintamu, aroma bumi yang pekat tumbuh diam-diam di dalam tubuhku.

Aku mencintaimu, tanpa mengerti bagaimana, sejak kapan, atau dari mana
Aku mencintaimu dengan sederhana, tanpa kebimbangan, tanpa kesombongan:
Aku mencintaimu seperti ini, karena bagiku tak ada cara lain untuk mencinta kecuali ini, dimana 'aku' dan 'kau' tiada,

begitu erat, hingga tanganmu diatas dadaku adalah tanganku
begitu erat, hingga ketika aku tertidur, kelopak matamulah yang tertutup

Pablo Neruda