Jumat, 28 April 2006

Ironi Negeriku

Indonesia membayar utang luar negeri sebesar Rp71,9 trilyun, yang terdiri dari pembayaran cicilan pokok Rp46,8 trilyun dan pembayaran bunga Rp25,1 trilyun. Beban tersebut setara dengan 2,8 kali pengeluaran pemerintah pusat untuk pendidikan, 10,6 kali pengeluaran pemerintah pusat untuk kesehatan, 32,7 kali pengeluaran pemerintah pusat untuk perumahan dan fasilitas umum, 119,8 kali pengeluaran pemerintah pusat untuk ketenagakerjaan, 27,7 kali pengeluaran pemerintah pusat untuk lingkungan hidup. Ironis memang, tiap rakyat yang ada di sini memikul utang. Bahkan tiap rakyat yang belum ada, dengan kata lain yang belum lahirpun sudah memikul utang. weleh. - dream blog -

Selasa, 11 April 2006

Puncak Pembuktian Cinta

Menurutku, puncak pembuktian cinta oleh seorang lelaki kepada seorang perempuan pujaannya adalah bukan dengan menyatakan cinta (dalam bahasa gaul, nembak), dan kemudian memacarinya; tetapi dengan datang ke rumahnya untuk berbicara kepada orangtua dari perempuan yang dikasihinya, melamarnya, dan kemudian menikahinya. Itulah perbuatan sejati dari seorang lelaki yang mencinta.


Kalau memang kita cinta kepadanya, kenapa harus ada istilah pacaran? Proses saling menjajagi? Apa benar cinta semurah itu? Harus dijajagi dulu dengan proses pacaran, dan kalau tidak cocok, putus, lalu cari yang lain lagi? (bisa-bisa yang tersisa tinggal bekasnya orang nih). Aku jadi ingat semboyan 'habis manis sepah dibuang'.

Atau supaya bisa saling kenal dan saling tahu karakter diri masing-masing? Apa benar dengan pacaran itu bisa terwujud? Yea, tentu bisa, asal proses pacarannya gak ada bedanya dengan hubungan suami istri. Dodol! Kalau mau saling kenal dan tahu karakter masing-masing caranya ya menikah! Pasti berhasil tahu sampe detil-detilnya! Pacaran adalah tidak lebih dari 'sebuah proses hubungan antara lelaki dan perempuan yang tidak sah' dengan mengatasnamakan 'cinta' untuk memuaskan nafsunya. Nafsu kuda yang diperhalus!

Hanya saja aku kecewa, budaya bangsa kita di sini, terutama di wilayah timur ini begitu feodalis dan masih mengedepankan EGO dan GENGSI. Menikah dipersulit alias tidak mudah. Mau menikahi si A, orangtua harus dari keturunan 'darah biru'.. atau maskawin sekurang-kurangnya 40 juta.. atau minimal udah punya penghasilan tetap.. atau.. atau... Sistem bobrok..

Di masa kepemimpinan Umar, seorang pemuda sudah bisa menikahi gadis yang dikasihinya hanya dengan maskawin 'membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an'.

Adakah orang yang sependapat denganku di luar sana? Atau lagi-lagi hanya aku sendirian? - dream blog -

Rabu, 05 April 2006

Filosofi Mendaki Gunung

Jika kau ingin tahu lebih jelas mengenai sifat asli orang-orang dekatmu, ajaklah ia mendaki gunung. Di atas sana, kau akan menemukan bahwa kau tidak bisa menyembunyikan karakter aslimu. Kau akan menjadi dirimu sendiri, sepenuhnya. Jika egois, maka di atas sana kau akan egois. Jika penakut, maka di atas sana kau pun tidak akan bisa menyembunyikan ketakutanmu. Jika kau pengeluh, maka kau tidak akan berhenti mengeluh sepanjang perjalanan. Dari situlah kita akan semakin tahu kekurangan dan kelebihan diri masing-masing, dan kemudian kita bisa saling introspeksi diri.

Dan di atas sana, di tengah-tengah angin yang menderu-deru, di antara jurang yang berujung kelam, omong kosong kalau kau tidak bicara tentang Tuhan. Kau akan menyadari seberapa kecil dan lemahnya dirimu di tengah hamparan alam semesta. - dream blog -