Rabu, 27 September 2006

Manifesto Fantasi

Kalo ada satu pergerakan yang sempat menggoncang dunia internasional maupun nasional, itulah komunisme. Gerakan yang satu ini emang bikin orang ngeri. Pasalnya, Lenin telah membunuh jutaan orang Sovyet untuk Revolusi bolshevijk-nya, dan PKI sukses membunuh sembilan jenderal demi kekuasaan.

Kenapa? Kenapa begitu gampangnya mereka menghilangkan nyawa manusia? Karena bagi mereka manusia tidak lain merupakan seonggok materi kumpulan atom-atom yang hidup atau matinya sama aja, mereka adalah materi. Semuanya sama: materi. Ini sudah jelas, lha wong si Marx aja ngeklaim bahwa teori evolusinya Darwin adalah landasan ideologis bagi filsafat materialisme-nya.

Sekelompok orang tergiur oleh pemikiran Karl Marx. Mereka adalah orang-orang skizofrenia akut (supercrazy) yang percaya bahwa semua benda di alam semesta ini sama, yaitu materi, berawal sebagai materi, dan berakhir sebagai materi. Itulah sebabnya, otak mereka sama dengan t*i mereka! Makanya mereka jadi gila!! Orang-orang seperti Lenin, Stalin, Fiedel Castro, Che Guevara, Muso, Aidit, Mao Tse Tung adalah orang-orang gila, jelema2 gelo, wong edan yang berharap bisa menggulingkan pemerintahan di setiap negara lalu menguasai dunia di bawah diktatorisme mereka, lalu merealisasikan filsafat sosialisme mereka!

Mereka emang pernah berhasil. Uni Sovyet pernah berdiri di eropa sampai Asia tengah. Adidaya, lalu mereka merasa lebih hebat dari Tuhan. Maka dihancurkannyalah masjid-masjid dan gereja-gereja, menorehkan doktrin atheisme di segenap penjuru negeri. Ya, Sovyet memang adidaya, tapi adidaya pecundang! Sovyet cuma bertahan 72 tahun, abis itu rontok, ambruk! Kenapa? Karena begitu utopisnya cita-cita sosialisme mereka. Mereka pikir segala hal bisa disamakan begitu saja, bisa dihomogenkan. Ini kan gila. Skizofrenic! Dasar otak mereka emang t*i!

Mulut mereka berbusa dengan slogan "pertentangan kelas". Dan mereka mengklaim diri mereka adalah pejuang-pejuang, pahlawan-pahlawan, untuk kaum proletar. Maka dihimpunkannyalah kaum buruh dan tani. Lalu mereka semua diberi senjata. Dengan iming-iming kesejahteraan, provokasi dihembuskanlah, dan terjadilah pemberontakan. Inilah yang mereka sebut revolusi. Padahal itu tidak lain tangisan anak kecil yang minta popoknya diganti!

Sekarang paham mereka merasuk ke LSM-LSM, juga ke komunitas-komunitas underground. Selain itu, akhir-akhir ini juga mulai ada partai-partai yang berbau busuk komunis dengan berbaju karakyatan dan demokrasi, muncul ke permukaan. Mereka berharap bisa bangkit dan mewujudakan idealisme-sosialisme mereka. Namun percayalah teman-teman, mereka tuh cuman mimpi di siang bolong, mereka tuh cuman berangan-angan, cuman berkahayal, cuman berFANTASI!

Karena ideologi komunis-materialisme selamanya tidak relevan. Sistem sosialisme selamanya tidak akan memberikan solusi apapun bagi penderitaan proletar maupun bagi umat manusia. Tidak, tidak akan. Hanya sistem yang sesuai dengan akal dan fitrah manusia sajalah yang dapat menjawab semua problem yang ada. Sistem dan metode yang pernah berjalan di atasnya generasi terbaik di bawah pengajaran manusia terbaik yang menerima wahyu dari pencipta langit dan bumi. Sistem inilah yang akan membuat muka-muka jelek pemuja Che Guevara gigit kuku jari jungkir balik karena menyadari bahwa mereka selama ini cuma mengada-ada.

Kamis, 21 September 2006

Cewek Hedon

Cewek hedon..
Penampilan modis lagaknya mirip artis
Gonta ganti HP merk Sony-Ericsson
Ditanya ini-itu cuman bisa mringas-mringis
Otak buntu kebanyakan nonton sinetron
Gosip selebritis, kuis, dan acara hedon sejenis

Anjrit!
Cantik-cantik kok stupit
Bisanya ngabisin duit pake kartu kredit
Pusing 7 keliling ama urusan perawatan kulit
Watak pelit, gak pernah ngerasain hidup sulit
Baca buku dikitlah biar tuh wawasan gak sempit
Jangan cuma komik serial cantik atau novel Teenlit

Soal invasi Israel doi gak peduli
Asal masih bisa party, happy-happy tiada henti
Baca berita jarang kecuali yang berbau tsunami
Karena gw tau pasti, loe takut keburu mati!
Berharap ada terapi yang bisa bikin hidup abadi
Jangan mimpi!
Hua! Beginikah potret mudi generasi kini?
Harga diri terbeli oleh hegemoni kapitalisasi?
- dream blog -

Sabtu, 16 September 2006

Ultah ke-50 Unhas: Bagi-Bagi Bogem Mentah

Baru-baru ini unhas membuat pesta besar dalam rangka ulang tahunnya yang ke-50. Dalam pesta tersebut ada yang bahagia ada pula yang bersedih. Tapi aku mengatakan bahwa pesta ulang tahun yang dibuat oleh birokrasi kampus tersebut, seperti “orang tua yang berulang tahun tanpa melibatkan anak-anaknya”.

Pada acara tersebut tepatnya sabtu, 9 september 2006, yang bertepatan pula dengan datangnya 02 RI; Yusuf Kalla, beberapa mahasiswa merayakan ulang tahun unhas dalam versi yang berbeda, yaitu dengan melakukan aksi damai dan bagi-bagi selebaran yang berkaitan dengan isu ke-unhas-an; dalam hal ini mereka mencoba menggambarkan sisi lain dari unhas, seperti fenomena dosen malas, dosen proyek, serta beberapa kebijakan yang tidak berpihak kepada mahasiswa dan rakyat kecil. Tetapi mimpi apa kita semalam, “orang tua-orang tua” kita yang ada di birokrasi kampus justru menganggap bahwa mahasiswa yang melakukan aksi damai tersebut adalah oknum-oknum yang harus dibersihkan karena merusak citra unhas katanya, sehingga teman-teman mahasiswa yang merayakan ulang tahun kampusnya dengan cara yang berbeda tersebut dibersihkan (dikejar, digebuki kayak pencuri ayam, bahkan diculik) oleh Paspampres, Polisi, Tentara serta satpam yang mungkin memang digaji untuk menjaga kekuasaan. - dream blog -

Senin, 04 September 2006

Solidaritas Untuk Mahasiswa Kehutanan Unhas

Adigum bahwa Universitas Hasanuddin adalah kampus terbaik dan terkemuka (dalam hal kapasitas akademik dan profesionalisme) di Indonesia Timur harus dipertanyakan kembali. Daftar panjang catatan kelam dunia pendidikan di kampus ini nampaknya tak kunjung berakhir. Setelah sekian banyak ketimpangan yang 'terang-terangan' menciderai aspek intelektualitas yang selama ini digembar-gemborkan - mulai dari bobroknya pengelolaan transparansi anggaran sampai pada kualitas sistem pendidikan yang tak pernah baik - kini birokrasi kampus mulai menunjukkan sikap represif dan intervensif terhadap lembaga kemahasiswaannya.


Betapa tidak, preseden buruk inipun menimpa Badan Eksekutif Mahasiswa Kehutanan (Sylva Indonesia PC. Unhas), ketika mencoba mengapresiasikan ketidaksepakatannya terhadap kebijakan birokrasi di jurusan Kehutanan. Berawal dari, kebijakan jurusan yang secara sepihak memaksa mobilisasi mahasiswa kehutanan ke Hutan Pendidikan Unhas (Bengo-bengo, Kab. Maros) dalam rangka menyukseskan penyerahan sumbangan rusa oleh beberapa pejabat daerah. Anehnya, pemaksaan ini dibarengi dengan dalil naif bahwa siapapun yang tidak mengikuti kegiatan tersebut akan terancam nilai matakuliahnya. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pengalihan matakuliah ke tempat tersebut, lagi-lagi dengan alasan yang irasional dan tak memiliki korelasi apa-apa yaitu: demi suksesnya kegiatan tersebut.

Implikasinya pada aksi damai oleh BEM Kehutanan untuk menolak kebijakan birokrasi tersebut - sesuatu yang seharusnya wajar dan alamiah di tengah-tengah tuntutan transparansi di negeri ini. Aksi tersebut mengusung dua tuntutan yaitu; a) Transparansi pengelolaan Hutan Pendidikan Unhas, dan b) Menolak mobilisasi untuk mengikuti matakuliah umum di tempat tersebut. Bukannya mencoba membuka ruang komunikasi dan partisipatif terhadap aspirasi mahasiswa ini, birokrasi jurusan malah menunjukkan sikap antipati serta keras kepala dengan mengeluarkan kebijakan fatalis dan sangat merugikan mahasiswa yaitu 'meng-error-kan' seluruh matakuliah yang sedang diikuti oleh 12 orang mahasiswa, hanya karena alasan mereka adalah 'dalang' dari aksi damai tersebut.

Ironis memang, kebijakan keras ini tentunya tak bisa dibiarkan sebab sesungguhnya tak ada hubungan apa-apa antara ancaman penilaian dalam proses akademik dengan kebebasan mahasiswa untuk menyatakan pendapatnya. Apalagi ini menyangkut independensi lembaga kemahasiswaan dalam berekspresi dan berkreatifitas. Bahkan kebijakan ini berbuntut pada terancam DO (Drop Out)-nya beberapa mahasiswa pada Evaluasi Akademik I (empat semester).

Sayangnya, berbagai cara diplomasi dan persuasif yang ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan ini tak pernah ditanggapi serius, bahkan tak jarang birokrasi kampus malah melempar-lempar tanggungjawab. Ini menunjukkan sikap otoritarianisme oleh seluruh jajaran kampus ini.

Sikap yang sama kembali diperlihatkan oleh birokrasi kampus dengan tetap tidak mengindahkan tuntutan mahasiswa (aksi SMUK, jum'at, 11/08) untuk menyelesaikan intervensi dan kejahatan akademik di jurusan Kehutanan. Padahal, secara terbuka birokrasi kampus (PR I) telah mengakui adanya 'surat sakti' hasil rapat jurusan untuk mengintervensi nilai matakuliah kedua belas mahasiswa yang terlibat aksi tersebut. Fakta tersebut ternyata tak menggugah jajaran birokrasi kampus ini untuk mengembalikan hak mahasiswa.

Ingat, gelombang perlawanan akan semakin membesar seiring dengan watak keras jajaran birokrat kampus ini. Mari berkata tidak atas kesewenangan terhadap kemanusiaan kita. - dream blog -