Sabtu, 26 Desember 2009

Yeah, That Sucks Too!

"sebenarnya gini mam, sayang klo km dsini. km kan bisa dapat lebih dari ini, ya kl bisa.. Sambil jalan aja. Klo ada yg lain yg lebih baik, ambil aja." Kata salah satu penjual mobil di kantorku. Bener. Gajiku hampir sama dengan OB. Kerja lebih sibukan aku malah. RODI jaman londo. That sucks man.

----------------

Tiap hari aku selalu dengar lagu "Mahluk tuhan paling seksi" dari belakang meja kerjaku, 27 kali sehari ada kali ya. "Taimu seksi, itu terbukti, dari caramu, memberaki aku." That song bitched me so much. Yeah that sucks man. Hate that song.

----------------

Oh hari-hariku, kenapa kau begitu monoton? This is the prime of my life, my 25 years old.. seperempat abad sudah. Harusnya sesemangat hentakan cupid dead-nya Extreme. Harusnya sengotot carlos teves di MU. Kok malah kemayu gini.

----------------

Yeah that suck too.

----------------

Tapi nothing to lose, man. Kaki udah terlanjur berpijak di tanah ini. Gak akan ada kata mundur. That's all. Now lets continue this adventure, make some money and find some girls for wives...

Senin, 19 Oktober 2009

Hari Pertama Kerja

19 Oktober, 2009. Hari ini adalah hari pertama aku kerja. Aku keterima di Adira Finance. Sebelumnya sudah melewati beberapa tahap proses seleksi yang cukup menantang. Posisiku sebagai back office. Gaji pertama standar, namun cukup buat biaya hidup aku yang masih lajang ini, dan inipun masih berstatus training selama 3 bulan. Tidak masalah.

Hari pertama, perkenalan. Orang-orang di Adira humoris. Aku sudah mengenal beberapa orang, meskipun sebagian lainnya aku masih lupa nama-namanya. Kebiasaan burukku, tidak bisa mengingat nama orang dengan baik. Setelah itu, pengenalan cara kerja. Relatif mudah, meskipun masih agak bingung. Mudahnya, kita tinggal masukin data-data di kertas ke komputer. Itu aja. Agak bingung karena masih banyak variabel yang belum saya ketahui dari aplikasi itu. Tinggal dibiasakan saja.

*****

Kalo dipikir-pikir, hidup itu sederhana ya? Kita lahir, belajar bicara, bertumbuh, sekolah setinggi-tingginya, bekerja, menikah, berketurunan, tua dan mati (umumnya). Kita dituntut untuk meraih cita-cita, keinginan kita yang paling tinggi. Namun yang sering aku tanyakan dalam hati, setelah kita mendapatkan segala yang kita ingini di dunia ini, lalu apa? Jauh-jauh kucari-cari jawabannya, ternyata dia ada di rumah kayu itu. Rumah yang penuh kenangan, di dalamnya ada.. ah andai saja ada nabi dari kalanngan perempuan, Pasti dia adalah nabi. Nabi yang diutus untukku dan keluargaku. Dia adalah ibuku. Ya, dia telah menjawabnya jauh hari sebelum aku dewasa, bahkan.

Setelah kita mendapatkan apa yang kita ingini di hidup ini, lalu apa? Setelah kita bisa membeli apa yang kita ingin beli, setelah kita menjadi dermawan paling besar, setelah kita mampu membahagiakan siapapun yang ingin kita bahagiakan, setelah kita mendapat jabatan paling puncak, dan seterusnya.. selanjutnya apa?

Bersyukur.

Ya, that's it. Lalu kita bersyukur. Sederhana, kan?

Sabtu, 22 Agustus 2009

Selamat datang Ramadhan

Ramadhan, sebuah bulan suci bagi umat muslim. Selamat datang kembali... Aku cinta kamu, Ramadhan.

Kamis, 06 Agustus 2009

Hore,... online lagi

Akhirnya aku bisa online lagi. Utk sementara aku main di warnet, rencananya aku mau pasang internetan di rumah. Tapi belum soalnya baru nyampe sebulan ini di Balikpapan, beres-beres dulu. Keliling2 kota, biar tau jalan. Balikpapan sih, bersih... dan nyaman. Tapi dibanding Makassar, masih kalah rame. Terus terang, lama tigngal di Makassar membuat aku agak kurang betah di sini. Maklum, pendatang baru.

Masalahnya skrg, ngurus KTP di sini kok njlimet ya. Bertele-tele. Yah, Bukan birokrasi namanya kalo gak merepotkan dan bertele-tele. Here it is the indonesian justice. Pengurusan KTP di Balikpapan ini bener-bener bikin pusing. Udah hampir sebulan aku ngurus belum selesai juga. Ampun. Mana duit udah mulai menipis. Penghasilan dari Lionbridge.com semakin menurun. Upahku 2 bulan ini ditahan karena katanya performa kerjaku menurun. Usaha adsense ku juga stagnan, gak pernah update blog-blogku lagi.. Belum lagi aku resign dari ISC, soalnya aku pindah ke balikpapan, jadi gak bisa ikutan jobnya lagi. Pundi-pundi penghasilanku kian hari kian berkurang... ampun!

Di sini, aku kadang mreasa kesepian. Gak kayak di makassar, banyak temen. Di sini aku cuma ber-5 ama keluarga kakakku. Sementara di luar sana, aku cuma kenal ama salah satu temen kuliahku dulu yg juga kerja di sini, plus pak RT (akibat dari pengurusan KTP biadab itu). Sehari-hariku sementara cuma bantu-bantu pekerjaan rumah, kalo lagi kosong, paling mainin si Jack (gitarku maksudnya). Daripada bete, mending belajar bikin lagu ah...

Selasa, 30 Juni 2009

Mau ke Balikpapan

Inikah waktu yang tepat untuk meninggalkan Makassar? Kota yang aku tinggali selama 6 tahun ini terasa sudah begitu akrab denganku. Keakraban ini membuatku merasa berat untuk meninggalkannya. Di sini sudah ada banyak teman, sahabat, saudara, orang-orang yang sering bersamaku. Sudah ada banyak tempat-tempat yang sering kudatangi, tempat yang sering kugunakan untuk berkumpul bersama orang-orang akrabku. Dan sekarang aku seakan berada di persimpangan jalan; ke Balikpapan dengan segala sesuatunya yang baru, atau tetap di Makassar dengan segala sesuatunya yang sama.

Aku dipanggil oleh kakakku yang tinggal di Balikpapan. Kakakku itu kerja dan menetap di sana bersama keluarganya. Katanya di sana banyak perusahaan, kotanya bersih, penduduknya ramah. Pokoknya di sana peluangnya lebih bagus untuk masa depan ketimbang Makassar. Ah, Balikpapan, kaukah tempat persinggahanku selanjutnya?

Kata orang bijak, kalau kita hanya tinggal di satu tempat terus-menerus, kita seakan-akan membaca buku hanya satu halaman saja. Benar juga, bukankah Tuhan menciptakan bumi ini begitu luas, betapa sayangnya kalau seumur-umur kita tidak pernah menginjakkan kaki di bagian bumi yang lain? Dan lagian apa yang aku tunggu di sini, di kota ini? Memang di sini aku punya pekerjaan, dan aku bahagia dengan itu. Tapi lihatlah, apakah ia bisa membuat bahagia orang-orang yang kelak akan menjadi bagian hidupku? Istriku, anak-anakku kelak, mereka harus terpikirkan semenjak saat ini. Kalau saja tidak ada yang namanya berkeluarga, maka apa yang aku dapatkan saat ini sudah lebih dari cukup; sebuah penghasilan dan lingkungan bersahabat. Tapi nyatanya tidak, hidup tidak sesederhana itu.

Maka marilah kita menentukan pilihan, mantapkan hati, dan ambil tindakan. Setidaknya ada yang aku harap di sana, di tempat baruku. Yah, harapan. Harapanlah yang selalu membuatku, kamu, kita semua, bisa membentuk hidup ini seperti sekarang ini.

Kalau aku jadi berangkat, mungkin dalam waktu dekat ini, aku ingin lama di sana. Aku ingin membuat diriku menyimpan kerinduan yang amat sangat kepada seisi Makassar, baru aku akan pulang. Agar dapat kunikmati saat di mana aku kembali ke kota ini, sebuah kerinduan yang membuncah!

Senin, 08 Juni 2009

Hari Jadi Yang Tepat Untuk Berduka

Hari ini tepat pada umurku yang ke-25. Seharusnya aku berbahagia, tapi tidak. Kemarin, tepatnya 6 Juni dini hari aku dikejutkan oleh kabar bahwa salah seorang temanku, Wache, meninggal. Aku benar-benar tidak menyangka, sungguh. Baru beberapa hari yang lalu kami duduk bersama di depan teras, bicara, tertawa. Ketika kami mengunjungi kuburnya, aku seakan belum percaya kalau ia meninggalkan kami. Kuremas tanah kuburnya, seperti mimpi. "Ah, benarkah ia sudah terbaring di balik tumpukan tanah ini?" Gumamku. Berkali-kali aku mencoba meyakinkan diri ini kalau ini hanya mimpi, dan semoga aku cepat terbangun darinya. Tapi tidak. Ini memang kenyataan, dan kami menangis dalam hati...

Kami menangis. Penyakit yang hanya aku kenal 'maag' itu merenggut nyawanya. Tapi kenapa mesti secepat ini? Masih banyak cita-cita yang dia belum raih, terlalu banyak hal-hal baik yang dia tinggalkan di belakang. Pertanyaan manusiawi itu terus menghinggapiku sampai sekarang. Logikaku hanya bisa mencoba untuk menghibur sisi perasaanku.

Ibunya, sambil sesekali menghapus air matanya yang masih mengalir, bercerita. Beberapa hari ini dia begitu rajin membersihkan rumah, sesuatu yang keluar dari kebiasan normalnya. Ia rajin mengepel lantai, membersihkan tangan, mencuci muka. Sebuah pertandakah ini? Seakan-akan dia merasa akan ada banyak tamu yang datang. Sebuah pertanyaan darinya yang Ibunya sungguh tidak menyangka akan benar terjadi, "Ma, apakah aku akan segera mati?" kata ibunya, menirukan perkataan anaknya sehari sebelum kematiannya.

Kami semua ntrenyuh, tersengat mendengar kisah-kisah kecil itu. Pertemuan terakhir kami dengannya, ketika dia pamit mau pulang ke rumah Ibunya.

"Wache, kapanko ke sini lagi? Jangko lama-lama nah, seminggu mo!".

"Ndak kembali-kembali ma'!" katanya sambil tersenyum. Namun jawaban itu hanya kami pikir tidaklah lebih dari sebuah candaan, seperti candaan-candaan kecil yang sering terlontar antara kami. Sungguh kami tidak menyangka kalau itu adalah terakhir kalinya melihatnya.

Kugenggan nisannya seakan menggenggam tangannya. Erat, lebih erat lagi. Selepas melayat, kami hanya terdiam, seakan-akan tiap-tiap kami mencoba untuk mengumpulkan serpihan-serpihan kecil kenangan ketika bersamanya. Wache sudah pergi. Istirahatlah yang tenang sahabatku, saudariku. Kami akan mengenang saat-saat bersamamu, dari kenal, hingga kau tiada. Kami semua memang menyayangimu, tetapi ternyata Allah lebih sayang kepadamu. Semoga kau tenang di sana, dan mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Selamat jalan, Wache.
Rest in peace...

Jumat, 05 Juni 2009

Tribute to Ibu Prita

Masa sih orang dipenjara cuman karena judul email. Lha wong orang cuma memberi keluhan kok. Khan wajar, kalo kita konsumen mengeluh kepada penyedia jasa, apalagi kalo kita konsumen merasa dirugikan. Kayak gak pernah denger istilah "keluhan konsumen" aja. Justru seharusnya keluhan itu ditanggapi dengan baik, bukannya malah menuntut ganti rugi dengan alasan "pencemaran nama baik"... Konsumen bicara, masuk penjara. Edan.

Blunder, menurutku itu yang justru dilakukan oleh RS Omni sekarang ini. Pilihan untuk menempuh jalur hukum ini justru akan menjadi bumerang buat RS Omni. Mereka gak sadar malah mencemarkan nama baiknya sendiri, karena dengan begini serangan bakalan datang dari segala penjuru, internet dan media. Kasus ini justru mengundang lebih banyak lagi simpati terhadap Ibu Prita. RS Omni mau gak mau sekarang harus menghadapi serangan dari segala arah, terutama aksi pemboikotan. Orang bakalan ilfeel berobat ke sana.

Udah lah. Aku gak mau ngomong banyak. Takut dituntut juga. Itu aja banner yang bilang "say no to RS Omni Tangerang" udah bahaya.

"Anakku, kalo besar nanti jangan jadi dokter yah. Jadilah seperti Ibu Prita, yang lantang menyuarakan haknya..."

Sabtu, 02 Mei 2009

Ganti Layout Blog

Bosan sama tampilan yang lama. Dari dulu itu-itu terus. Sekarang udah keliatan agak seger. Blog tua dengan tampilan baru. Simpel dan clean. Warna gak rame-rame amat, masih didominasi ama putih. My fave. Males pake template yang berwarna-warni, apalagi yang banyak file gambarnya. Jadi bikin lambat page loading-nya. Kalo gini kan asyik, cepet di loading. Ada blogger yang minat pake template kayak yg aku pake sekarang ini? Nih aku kasi tau linknya http://btemplates.com/2008/03/11/integral/. Soal instalasinya ada di file readme.txt yg didapat dlm file .zip di halaman itu.

Udah dulu ah, cuman mau ngomongin itu aja kok.

Sabtu, 28 Maret 2009

Trans Studio declined me..

Setelah menunggu beberapa minggu, akhirnya pengumuman Trans Studio (transstudioworld.com) udah muncul. Dan ternyata aku gak lulus alias gak ada namaku tertera di situ. Yaahh... Mungkin belum jodoh mau gimana lagi. Aku juga nge-cek nama-nama temanku yang ikut melamar; anto, asma, ela, yudi... Gak ada yang lulus juga. Padahal yang diterima sekitar 200-an lebih. Well, mungkin ada skenario lain yang lebih baik untukku.

Never mind...

Sabtu, 14 Maret 2009

Trans studio will you take me away?

Selama 3 hari berturut-turut kemaren, aku ngikutin tesnya trans studio. Yah itung-itung menjajal keberuntungan. Lagian kayaknya asik kalo kerja di perusahaan sekaliber trans. Menurut aku sih, perusahaan ni lebih keren dari perusahaan bank, lebih menantang, dan dinamis. Jujur aja, aku lebih seneng ngelamar di perusahaan kayak gini ketimbang perusahaan bank, ato semacam bumn, apalagi PNS. Padahal aneh juga, soalnya aku orangnya gak begitu suka nonton TV, tapi kok ini ngelamar perusahaan yang bergerak di bidang tv yah. Well, Moga2 trans tv gak kebanyakan sinetronnya yah. Sinetron's sucks, man!

Awalnya sih aku dikasih tau ama temen kuliahku, bahwa ada lowongan di situ. Itu aja sehari sebelum dimulai tes, jadinya bener-bener dadakan. Pertanyaan pertama yang muncul waktu diajak, what is trans studio? Trans mah udah tau, tapi studio nya? Seringnya denger kata trans itu disandingin ama kata tv atau 7. Lha ini studio? Gak pake lama aku langsung searching di Google. And guess what i've found! It would be the biggest theme park in the world! Whoaa.. Sekilas kayak gak pecaya gitu, Indonesia bikin theme park terbesar di dunia? Ngalahin disney world kah? Apalagi dibangunnya di Makassar lagi, my damn city!

Hari pertama tesnya (rabu 11 maret) disuruh dateng pagi buta jam 8. Biasanya jam2 gini aku lagi asik2nya molor. Tapi demi cita2 dan masa depan yang cerah, ceile, maksain bangun pagi. Pasang alarm dengan volume full, diplaster di telinga sebelum bobo supaya dijamin langsung bangun. Udah beres2, siap2 meluncur, eh tiba2 ujan. Sh8t. Nunggu ujan gak brenti2, terpaksa musti maen ujan nih. gpp lah. Sampe di sana disuruh ngantri sampe siang. Ampun. Bayangin bro, aku berdiri ngantri dari jam 10 sampe jam 2 siang. Gak makan siang lagi. Sekitar 4 jam aku berdiri berdesakan sama peserta lainnya. Ini dengkul rasanya kayak mau copot. Tulang punggungku kayak mau runtuh. Sebenarnya aku udah pengen pingsan, tapi malu karena yang laen gak ada yang pingsan2.

Emang wajar, pesertanya aja sekitar 4000-an lebih. Sementara waktu mepet, pendaftaran cuma sampe jam 3 sore. Yang udah mendaftar disuruh masuk untuk ngikutin tes pengetahuan umum ama bahasa inggris. Saking banyaknya peserta, mau masuk ke ruang tes aja musti saling dorong, rebutan kursi. Soalnya kalo gak kebagian kursi, bakalan ngantri lama lagi. Aku aja waktu berusaha masuk, kejepit di ujung pintu gara2 saling berdesakan. Tapi akhirnya berhasil masuk, itupun karena terdorong dari arus luar yang berusaha masuk juga. Ada juga malah orang yang palanya kejedak kaca, saking napsunya pengen masuk. Sokorin. Untung tuh kaca gak pecah.

Tes hari pertama bisa dibilang susah2 gampang. Pertanyaan2nya mirip tipikal pertanyaan2 di kuis who wants to be a millionaire. Bener2 pengetahuan umum. Cuman di sini gak ada phone a friend-nya. Jadi kalo gak tau ya jawab ngawur aja, atau sesuai dengan feeling. Toh gak ada istilah nilai minus kalo salah jawab. Salah satu pertanyaan yang aku jawab ngawur adalah hari pendidikan nasional bertepatan pada tgl 14 april. Eh tau2nya tanggal 2 mei yah... Bener2 aku gak pernah merhatiin itu pendidikan nasional tanggalnya kapan. Ampun. Kalo tes bahasa inggrisnya masih mending lah. Menurut feelingku jawabanku gak ancur2 amat. Pokoknya secara keseluruhan aku merasa menjawab dengan cukup lumayan. Nah,setelah selesai, aku langsung pulang lanjutin molorku yang tertunda sambil nunggu pengumuman malam nanti.

Yee ternyata aku lulus tahap pertama! Besoknya aku berangkat lagi jam 10 pagi buat ngikutin psikotes. Hari ini agak mendingan gak ada penyiksaan ala antri sembako kayak kemarin. Yang lulus tinggal 1500-an orang. Berarti ada sekitar 3000-an yang gugur yah? Kasian. Kalo psikotesnya sih, lumayan gampang. Yah namanya aja psikotes, gak ada jawaban yang salah. Semua jawaban kan tergantung dari personality masing2 orang. Yang penting aku ngejawab jujur dan gak curang alias mencuri waktu. Dan rasanya hari ini lumayan lancar2 aja.

Malamnya nungguin pengumuman lagi di internet. Jam 10 malam cek webnya ternyata aku lulus lagi. Thank God.

Besoknya lagi, tepatnya tadi siang, saatnya tes terakhir alias interview. Nah ini nih yang sering bikin gugur aku kalo tes. Terakhir waktu tes di Danamon aku kayak orang goblok waktu ditanyain ama interviewer-nya. Ngomongku kacau kayak orang ngelindur. Tapi aku terus berdoa moga-moga itu gak terulang kali ini. Dan akhirnya saudara2, kita disuruh ngantri lagi... Tapi enak, ini ngantrinya sambil duduk.. hehe disediain kursi. Makasih mbak mas crew trans you're cool! Oh iya sekarang peserta tinggal 1000-an orang, jadi yang gugur ada 500-an lagi. Singkat cerita, akhirnya giliran aku yang dipanggil. Kali ini proses interviewnya enak karena gak ada benda biadab yang biasanya bikin aku membeku setengah mampus, namanya AC alias Air COnditioner. Terakhir waktu interview di Danamon, itu ac kok dinginnya kayak di benua antartika. Aku yang diinterview duduknya jadi sedekap sambil memeluk dengkul. Persis kayak bocah kelaparan di Ethiopia. AC sialan. Heran nih kenapa manusia menciptakan benda ini. Tubuh manusia kan punya sistemnya sendiri buat nahan panas. Apalagi kalo aku kedinginan biasanya ngomongku jadi ngawur. Tapi untungnya kali ini gak ada ac dingin biadab itu. Apalagi aku diinterview di dekat pintu yang terbuka lebar, jadi dinginnya natural sepoi-sepoi. Soal pertanyaannya sih, standar aja. Kita ditanya mengenai diri kita. Orang asal mana, keluarga gimana, keterampilannya apa, pengen posisi kerja apa, cita2 apa, dll. Aku ngejawabnya seadanya, gak mau nambah2in atau ngurang2in. Tapi dasar aku orangnya gak banyak ngomong, jadinya jawabanku rasanya kurang malah. Tapi secara keseluruhan lumayan kok, perasaan aku ama penginterview kayak ngobrol santai aja. Interview yang singkat, gak cukup 10 menit. Apa karena aku orangnya ngebosenin ya? lol..

Well, that's it. Setelah selesai proses tesnya, lega banget rasanya. Gak langsung pulang, mojok dulu sambil ngeliatin peserta yang nunggu giliran interview. Hihihi lucu2 mukanya, tegang gitu. Look at this people, they're looking for a job. They need a job. And there are too many of them. That's the problem. Musti ada yang kalah di antara mereka. Tapi semoga itu bukan aku. Semoga Allah masih memberikanku keberuntungannya sekali ini lagi. Sekarang tinggal nunggu pengumuman tanggal 28 maret nanti. Apapun hasilnya, i wont regret it. At least i have done my best. Dan aku bener2 menikmati 3 hari terakhir ini. I feel alive... moga2 hari ini hujan sampe sore.. enaknya molor!

Kamis, 22 Januari 2009

Manusia-Manusia Pembuka Gerbang Armageddon Dunia

Membaca berita tentang peperangan yang terjadi di Palestina, membuat hatiku miris. Ada ribuan orang yang mati; anak kecil, ibu-ibu, orang tua. Dan mereka semua mati hanya dalam hitungan hari, gak cukup sebulan. Betapa mudahnya nyawa-nyawa itu dihilangkan. Saya benar-benar marah; saya marah kepada manusia-manusia itu, pembunuh berdarah dingin. Saya marah kepada dunia, yang membisu 1000 bahasa menyaksikan ketidakadilan ini. Namun saya juga marah terhadap diri sendiri, yang tak mampu berbuat apa-apa, kecuali berdoa dan memboikot.

Saya kenal manusia-manusia ini, meskipun tidak pernah bertemu dengannya. Saya kenal mereka dari kitab suci, buku-buku, media, maupun pembicaraan orang-orang. Manusia-manusia ini lihai. Paling lihai kalau soal "lempar batu sembunyi tangan". Sejak dulu, sejak mereka terusir dari "tanah yang dijanjikan". Tanah yang dijanjikan? Ah, omong kosong doktrin itu. Yang benar adalah mereka terusir dari segala tanah, karena kaum ini selalu mendurhakai para nabi dan tuhannya (kecuali sebagian kecil dari mereka). Bahkan sejak nenek moyang pertama mereka, Yakub. Dan sekarang mereka ingin menguasai segala tanah; bumi ini (new world order). Dimulai dari tanah suci itu, tanah para nabi.

Mereka memulai, maka mereka yang mengakhiri. Manusia-manusia pembuka gerbang armageddon dunia, Allah sedang menangguhkan kekalahan kalian. Namun tiba saatnya nanti, kalian akan mengalaminya. Telak.