Kamis, 28 Agustus 2008

Blogging = neo-jurnalisme?

Udah sekitar 4 tahunan saya nge-blog, tapi sampe sekarang masih tetep enjoy, seperti pertama kali blogging dulu. Kadang kala saya membanding-bandingkan blogging terhadap bentuk lain dalam mengekspresikan informasi, seperti surat kabar, majalah, dan lainnya. Bagiku, gak salah juga kalo kita menyebut blogging atau publikasi berita secara online itu adalah bentuk baru dari jurnalisme.

Satu kelebihan dari ber-blogging-ria adalah, anda tidak memerlukan latar belakang pendidikan jurnalisme untuk menjadi seperti jurnalis, yang tulisannya dibaca banyak orang. hari ini para pengguna Internet sudah semakin pintar dari yang sudah-sudah. Mereka bisa membuat, menulis, dan mempublikasikan tulisan mereka. Mereka mempublikasikan konten dalam rating yang belum pernah terlihat sebelumnya. Berita kini semakin cepat menyebar. User kini mendapatkan berita mereka langsung dari sumber utamanya.


beberapa perusahaan besar seperti CNN ataupun CBC juga menjadi semakin pintar dalam menyadari bentuk baru dari jurnalisme ini. Mereka tidak segan dan gengsi untuk mulai mempublikasikan berita online mereka lewat Wordpress, salah satu platform blogging terkenal. Dengan melakukan ini, membuktikan bahwa mereka mau tidak mau harus ikut dalam permainan ini, blogging. Link ke blog mereka kini bisa di dapat di banyak blog/situs, membawa banyak traffik ke blog mereka, perhatian yang lebih. Dan saya berani bilang, perhatian yang lebih daripada yang mereka dapatkan lewat layar TV.

Blogging juga telah menjadi sumber pendapatan untuk para jurnalis. Periklanan PPC (pay-per-click) tidak pernah sepopuler seperti sekarang ini. Dan juga, perusahaan-perusahaan besar ikut ke sistem advertising dalam blogosphere, mereka membayar dengan harga tinggi agar iklan mereka tampil di blog-blog. Penghasilan dari PayPal pun semakin bertumbuh akibat semakin banyaknya masyarakat memasang "tombol donate" ke dalam blog/situs mereka. karir jutaan orang telah dibentuk lewat mem-posting konten baru, dan informasi online.

hal inilah yang kemudian membawa kita sampai pada pertanyaan, apakah Blogger dapat dikategorikan sebagai Jurnalis? Iya sih, mereka (blogger) tidak punya kualifikasi latar belakang pendidikan yang Jurnalis beneran sudah dapatkan. tapi mereka menulis dan mempublikasikan informasi-informasi terkini dan relevan, sama seperti apa yang dilakukan para penulis profesional. Dan kemudian, kalau memang para blogger memang dikategorikan sebagai jurnalis gaya baru, haruskah mereka menghadapi konsekuensi yang sama seperti yang media-media hadapi? Biasanya sih, para blogger menulis untuk mengekspresikan diri, menulis tentang apa yang ia minati atau hanya topik-topik tertentu saja. Jadi apakah mereka Jurnalis, atau cuman sebatas orang biasa yang menulis hanya sebagai hobi? Haruskah mereka berada di bawah hukum jurnalisme?

kalau kita bicara tentang blogger, maka kita juga akan berbicara mengenai kredibilitas. Jurnalis pada umumnya dikenal mempunyai kredibilitas yang lebih dibanding blogger. Atau sama? Bayangkan konsekuensi yang dihadapi para penulis profesional ketika melakukan kesalahan dalam tulisan/publikasi atau kekeliruan dalam penyampaian informasi, haruskah para blogger juga menghadapi konsekuensi yang sama? Atau haruskah kita tinggalkan saja para blogger ini jika mempublikasikan sesuatu yang melanggar hak cipta atau material yang sifatnya pagiarisme?

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini, saya ingin menanyakan sesuatu. Apakah "blog gambar--picture blogs" itu memang benar-benar blog? Dalam pengertian yang sederhana, apakah bisa disebut blog jika isinya cuma gambar? Blog atau foto album? Dan apakah blog fotografi itu juga termasuk jurnalisme, atau cuma foto album?

Jadi gimana? Apakah blogging itu bisa dibilang, neo-jurnalisme? Apakah surat kabar akan mati? Darimana anda mendapatkan berita? Apakah anda berlangganan lewat distribusi berita online, atau RSS feed, atau surat kabar offline? I really want to know! :D Kalau anda punya opini silakan komentar di tulisan ini ato kirim email ke imhaya@yahoo.com juga gpp. Saya akan membalas email yang masuk. Thanx!

Rabu, 27 Agustus 2008

5 Alasan Kenapa Pemimpi Bisa Menjadi Pemimpin

Bermimpi adalah kepribadian dari para entrepreneur atau para pemimpin. Dunia mungkin tidak akan pernah melihat kelahiran PC jika saja mimpi Bill Gates tidak pernah datang. Kita mungkin tidak akan pernah mengenal lagu seindah seperti "imagine" jika saja John Lennoon tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang musisi. Orang-orang seperti mereka bermimpi dan mereka bermimpi BESAR.

Kita semua bisa bermimpi tapi apa bagusnya jika mimpi-mimpi itu tidak bisa dimaterialkan menjadi sebuah realitas? Satu hal yang pasti, mimpi seharusnya lebih spesifik daripada sekedar angan-angan setengah sadar. Bener gak? Dan juga, tidak bisa dipungkiri bahwa motivasi adalah bagian penting dari kepemimpinan. Motivasi dapat timbul hanya jika kita punya tujuan, dan tujuan ada ketika kita menginginkan sesuatu, mimpi, cita-cita, atau semacamnya. jadi apa yang memisahkan antara para pemimpin daripara pemimpi? Di tulisan ini saya mencoba untuk mencari jawabannya.


Kejernihan pandangan ke depan.
seseorang yang mencoba untuk menaiki 2 kuda sekaligus pasti selalu gagal. Bagiku ini realitas penting. Dan akan lebih jelas lagi jika kita mempelajari realitas ini: 10% kesuksesan suatu bisnis tergantung pada produknya. 90%-nya lagi tergantung pada strategi apa yang kita lakukan untuk membawanya ke pasaran. Dan ini bisa diatasi hanya jika ada mimpi. Satu-satunya cara seseorang bisa menyadari mimpinya adalah jika ada cukup kejernihan tentang apa yang diinginkan. Jika pandangan kita mengenai apa yang ingin kita capai kabur, kita mungkin tidak akan pernah mencapai mimpi kita. Seorang pemimpin harus mem-visualisasi-kan mimpinya agar dapat menyentuh puncak kesuksesan. mari kita ambil contoh Steve Jobs. Steve menghabiskan beberapa tahun untuk mencapai apa yang ia inginkan tetapi karena ia mempunyai visi yang jelas tentang apa yang ia ingin capai. Apple Inc, tidak akan sehebat sekarang ini jika bukan karena visinya.

Pemikiran yang radikal.
Seseorang yang punya mimpi memiliki tindakan yang radikal. Karena dia tahu betul apa mimpinya, lambat laun dia kemudian akan terkoneksi dengan mayoritas. Dia akan menunjukkan kepada dunia cara berpikir yang berbeda, bersamaan dengan itu dia akan membawa perspektif baru bagi hidup. Sekali dia terhubung dengan orang-orang, dia secara otomatis akan menjadi pemimpin. Mahatma Gandhi yang cuman punya satu set pakaian, dijadikan contoh oleh banyak pemimpin di seluruh dunia, cuma karena kata-katanya dan kebajikannya. Siapa yang bisa mengira kalau orang ini akan membebaskan sebuah bangsa hanya dengan membawa manusia bersama-sama melawan tanpa kekerasan dan senjata. lagian, bahkan Hitler pun tidak akan sukses menjadi salah seorang pemimpin yang paling diktator di dunia jika saja bukan karena pemikiran radikalnya.

Hasrat yang menyala-nyala.
"Hasrat adalah titik awal dari segala pencapaian, bukan harapan, bukan keinginan, tetapi hasrat yang kuatlah yang melebihi segala-galanya." - Napoleon Hill
Ada garis yang jelas antara pemimpi dengan pemimpin: Hasrat. Bahwa hasrat itulah yang membuatnya sukses dan tetap hidup untuk mencapai tujuannya. Hasrat ini mampu memunculkan motivasi dan menginspirasinya, bahkan dari matanya akan kelihatan semangat yang menyala-nyala.

Keyakinan dan kekuatan.
Mimpi seringkali tanpa disadari akan memberi kita keyakinan dan kekuatan yang bekerja bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang di sekitar kita. Saat kita tahu kita mau ke mana dan apa yang kita inginkan, kita akan mengambil keputusan terbaik dan tidak takut mengambil resiko, ketika pada saat yang sama orang lain tidak berani dan memilih passif. Sikap kita terhadap mimpi kita akan menghasilkan hal-hal positif. Coba kita ingat pidato si Martin Luther King Jr., "I have a dream" tentang bagaimana hasratnya untuk menyatukan kulit putih dengan kulit hitam. Dia punya mimpi dan kemudian dia hidup untuk itu. hanya 1 orang itu melawan jutaan orang, demi memperlihatkan sebuah dunia yang lebih baik. Dia memperoleh keyakinan dan kekuatan untuk melakukan itu semua karena mimpinya.

Melapangkan hati.
Terakhir, salah satu sebab yang paling penting mengapa pemimpi bisa jadi pemimpin, karena mereka melapangkan hati. hati adalah rumah mimpi, di sanalah mimpi dijaga. Impian tidak hanya muncul di otak, tapi juga di hati. Keikhlasan untuk mengerjakan sesuatu bukan dari otak, tapi dari hati. Dan kita akan melakukan lebih banyak lagi jika kita senantiasa melakukannya dari hati. Impian mempunyai kekuatan untuk menggerakkan kita sampai ke pencapaian karena kita hati kita senantiasa menjaganya. Seorang pemimpi belajar dari kegagalan dan terus gigih hanya karena dia mau mencapai impiannya. Level energi secara otomatis akan selalu terpompa. Ray Kroc, pemilik McDonalds ditolak 8 kali sebelum dia berhasil mendapat dana untuk memulai rencana.

Well, mungkin, saran saya di atas bisa menjadi permulaan yang baik bagi non-pemimpi untuk mulai bermimpi. Bukan maksudnya mimpi di kala tidur, tapi suatu mimpi yang terbaring di lubuk hati. Sungguh, mengagumkan mengetahui bahwa satu mimpi dapat mengubah hidup seseorang (bahkan banyak orang). Seorang pemimpi belum tentu pemimpin, tapi seorang pemimpin sudah pasti seorang pemimpi. jadi tunggu apa lagi? Mulailah bermimpi dan jadikan itu realitas. Buruan, selagi masih gratis...

Senin, 25 Agustus 2008

Masihkah cafe/warung internet sebuah bisnis yang menjanjikan?

Sebenarnya aku bukanlah ahli bisnis yang punya otoritas untuk menilai apakah sebuah bisnis itu baik atau buruk. Tapi ijinkanlah saya sebagai orang yang pernah mengelola sebuah warnet (2002-2007) untuk memberi sedikit komentar, dari sudut pandang saya pribadi.

beberapa teman bertanya bagaimana menurut saya tentang usaha warnet sekarang ini, apakah masih menjanjikan terutama di kota Makassar ini? sekitar 5 tahun lalu, prospek bisnis ini lebih baik, bahkan sangat baik. Saya sendiri begitu optimis dengan keberadaan GMnet waktu itu. Tapi perasaanku saat ini tidak sehebat waktu itu setelah melihat perkembangan sekarang, dan melakukan sedikit perhitungan.

Seperti bisnis rental lainnya, ada begitu banyak faktor penting yang akan memberi efek pada sukses tidaknya industri kafe internet ini. beberapa di antaranya, menurut saya adalah:
  • Lokasi. Pilihan lokasi yang strategis, adalah faktor yang sangat penting. Menemukan lokasi yang cocok seperti menemukan sebuah tambang emas. Memilih lokasi yang salah sama saja membuang-buang modal.
  • Kompetisi. bagi orang yang berjiwa bisnis, kompetisi hanyalah semacam perlombaan yang akan menghasilkan harga terendah untuk memenangkan konsumen. Ketika hal itu baik untuk konsumen, belum tentu baik untuk pelaku usaha. Ada batas tertentu di mana harga yang bergerak ke titik terendah akibat persaingan dapat membuat anda, atau lawan anda mengalami kebangkrutan. Anda tidak bisa mengharapkan kembali modal dengan cepat, jika misalnya harga sewa internet perjamnya hanya Rp.2500,-. Saya berani bilang, kalau di industri ini tidak ada kesetiaan pelanggan, yang ada hanya pelanggan yang mencari warnet yang lebih murah.
  • Kualitas/konsistensi konektivitas internet. Sudah barang tentu, hal inilah yang sering membuat pelanggan tidak kembali lagi untuk kedua kalinya ke warnet kita, apabila koneksi internetnya sangat tidak memuaskan. Meskipun hal ini tidak berlaku di tempat yang jarang warnet (karena pelanggan tidak punya banyak pilihan), seperti kota kecil, mempunyai koneksi di bawah standar adalah suatu masalah vital. Beberapa orang menyarankan koneksi yang eksklusif, namun sebagian yang lain mempertimbangkan masalah biaya tambahan untuk itu. Tergantung dari pemilik usaha, memilih koneksi yang ideal untuk warnetnya sendiri.
  • Lisensi software. Banyak pelaku bisnis warnet tidak menghitung biaya untuk yang satu ini dalam proposal usaha mereka. Itu dikarenakan masih banyaknya software bajakan yang bisa didapatkan dari berbagai sumber secara gratis. Meskipun begitu, ketahuilah bahwa banyak di luar sana software yang begitu populer bagi user, yang (memang gak murah) perlu untuk disediakan sebagai full-lisensi. Apalagi untuk warnet yang merangkap game-center, misalnya. Banyak game multiplayer yang populer, meskipun lisensinya mahal, tapi demi kebaikan jangka-panjangnya, boleh lah dibeli lisensinya.
  • Perencanaan ROI. Merencanakan return-of-investment juga penting. Berapa lama target anda untuk mengembalikan modal awal? Kalau dulu waktu awal-awal munculnya warnet, mengembalikan modal setahun adalah mudah. Tapi bagaimana sekarang? melihat banyaknya persaingan harga, sehat atau tidak sehat, mengembalikan modal dalam waktu 3 tahun sudah termasuk beruntung. Bisa saja, di tengah-tengah proses kita akan mengorbankan waktu yang lebih, energi, tabungan pribadi, untuk dengan cepat memenuhi target ROI.
  • Dll seperti hardware (hari gini masih pake Windows 98?), pelayanan (OP-nya kok galak banget seh), tempat yang nyaman (warnet kok banyak kecoanya), dst.. dst.
Ada juga pertanyaan mengenai berapa unit PC yang ideal untuk disediakan? kalo sok tahunya aku sih, 15 unit adalah ideal. 15 unit minimal untuk survive, untuk penghasilan yang konsisten, untuk jangka panjang. Tapi bukan berarti jumlah unit yang kurang dari itu tidak dapat survive. Yah pintar-pintar pengelolanya aja.

Dengar-dengar, di luar negeri sudah ada warnet yang bisnisnya dijalankan berbasiskan franchise/waralaba. Di Indonesia sendiri, saya belum pernah mendengar bisnis waralaba cafe internet. menurut saya ini patut dicoba, meskipun baru mendengarnya saja sudah bikin kita pusing membayangkan bagaimana sistemnya. Tapi daripada menunggu franchise dari luar yang masuk ke sini, kenapa bukan kita, orang Indonesia yang mengambil inisiatif dalam berinovasi? Kalau saja modal bukan masalah, mungkin aku akan meluangkan waktu lebih untuk memikirkannya. Pokoknya saya tunggu aja, semoga udah ada yang meliriknya.

Kamis, 14 Agustus 2008

Sebuah Peribahasa yang Menyesatkan

Ini sekedar opini aja lho, kalo gak setuju ya silakan komentar. Gini lho, aku tuh gak setuju ama sebuah peribahasa yang mungkin udah gak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. peribahasanya itu adalah,

"Di mana ada kemauan, di situ ada jalan".

Nah lho? Apa yang salah coba, kalian pasti bilang gitu.

Begini. Menurutku, peribahasa yang satu itu telah menyesatkan banyak orang, tak terkecuali diriku sendiri. Coba kita telaah. Sekarang coba kita bayangkan salah satu contoh kecil ini; kira-kira berapa banyak perokok aktif di negeri ini yang jauh di dalam lubuk hatinya, punya kemauan untuk berhenti tetapi kenyataannya tetap saja mereka terus merokok. Aku kenal orang-orang seperti ini, aku kenal mereka karena sebagiannya adalah orang-orang dekatku atau orang-orang yang pernah dekat denganku. Mereka mengundang simpatiku atas kemauannya itu, sekecil apapun itu, namun tidak bosannya membuatku selalu menggelengkan kepala ketika tahu kalau mereka tetap saja seperti itu.

Berapa banyak orang yang menginginkan perubahan dalam hidupnya namun nyatanya di bulan atau di tahun depannya masih tetap seperti sebulan atau setahun yang lalu? Waktu sepertinya jalan di tempat bagi mereka. So what's wrong? Apa yang salah dari peribahasa itu?

Adalah bahwa kemauan saja tidaklah cukup. Kemauan saja bukanlah kunci untuk membuka jalan. Ada kunci yang satu lagi, ia dan kemauan seperti dua sisi mata uang. Tidak mungkin akan ada jalan kalau salah satunya tidak ada, sebagaimana tidak mungkin sebuah uang koin cuma punya satu sisi. Dia tidak lain adalah, TINDAKAN.

Bagaimana mungkin "di situ ada jalan" kalau aku tiap hari cuma sebatas mau aja, tapi gak melakukan apa-apa untuk menjadikannya terwujud? Sekarang lihat, berapa banyak orang yang disesatkan oleh peribahasa ini. Aku kenal orang yang mau masuk surga tapi gak sholat, aku juga kenal orang yang mau (bahkan sering curhat kalo dia sangat mau) sukses tapi nyatanya tiap harinya cuman molor + maen game Winning Eleven + ngobrolin ga jelas + godain cewek, ada malah yang mau SEGALANYA tapi justru gak melakukan APAPUN. Dst... dst, daftar panjang "sebatas ingin" ini gak akan ada habisnya.

Jadi kemauan ditambah tindakanlah yang memungkinkan adanya jalan.

Tapi, kemauan + tindakan hanya akan mengadakan jalan, namun untuk mempercepat prosesnya ada kendaraannya. Itulah PERENCANAAN. Plus, the last but possibly the most important to be sure, adalah bahwa semuanya selalu ada campur tangan Tuhan, so praying alias doa will be added to this list.

Jadi skali lagi, bahwa "di mana ada kemauan, di situ ada jalan" adalah peribahasa yang gak aku setujui kevalidannya. Peribahasa ini harus diganti! Menjadi "Di mana ada kemauan yang disertai tindakan terencana dan terarah plus berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa, maka pasti deh, dijamin 100%, di situ ada jalan!". Busyet dah, ini peribahasa kok jadinya kepanjangan. But it's true, isn't it?!

Ada lagi nih, satu peribahasa melayu yang salahnya minta ampun. Mungkin peribahasa yang satu ini jarang di dengar oleh orang awam, mungkin karena emang gak bener jadi seiring berjalannya waktu ia terkubur dalam ingatan ilmu sastra.

"BIAR KATA MATI ANAK, ASAL TIDAK MATI ADAT".

Wtf?

Peribahasa ini kalo ditelaah lebih lanjut, bisa dilihat bahwa ia menekankan tentang betapa pentingnya adat. Adat menjadi karakter maupun ciri khas suatu kelompok, entah bangsa maupun suku. Tanpa adat, suatu bangsa misalnya akan kehilangan karakternya, dan selanjutnya menjadi plagiat, pengekor bangsa lain. Lama-lama kehormatan diinjak-injak, kekayaan alam dikuras oleh kelompok lain, dan kita menjadi pecandu adat asing. Coba lihat bangsa jepang yang terkenal begitu menjaga dan melestarikan adat mereka, menjadi bangsa yang besar dan terhormat di antara bangsa lain. Sekarang bandingkan dengan bangsa kita *sambil tutup muka malu-malu kuda*. Dan ini memang benar bahwa adat adalah harta bangsa yang sangat berharga untuk dijaga. Jadi apanya yang salah?

Yang salah adalah "biar mati anak"-nya. Kenapa mesti "anak"?? Inilah kesalahan besar dari peribahasa ini. Dia pikir siapa yang akan meneruskan adat kalo bukan anak kita? Sadarkah, kalau mati anak maka mati pulalah adat! Anak di sini adalah simbolisasi dari generasi muda, sedangkat adat adalah simbolisasi dari karakteristik, ciri khas, pedoman hidup. Dan generasi mudalah yang menjadi pemeran utama dalam hal melanjutkan keberadaan adat. So wtf? Di satu sisi peribahasa ini menekankan pentingnya adat dilestarikan, tapi di sisi lain ia mengumumkan akan matinya adat dengan mementingkan adat ketimbak anak. Kacau deh!

Peribahasa ini juga harus direvisi! Coba diganti menjadi "mari kita menjaga adat, sebagaimana kita menjaga anak"... *tuiinngg* kok jadinya mirip iklan layanan masyarakat neh. But it's true isn't it!?

Ah dasar sastra emang sukanya pake bahasa-bahasa yang superkomplex.

Senin, 11 Agustus 2008

Kumpulan Situs Pencari Kerja Terbaik & Terpercaya


Hari ini aku mau posting list situs-situs pencari kerja yang menurut aku bagus. Kadang-kadang aku merasa perlu untuk mengecek situs-situs ini sekitar seminggu sekali, buat nyari informasi kalo ada lowongan pekerjaan baru yang bagus. So here we go the list:

  1. id.jobstreet.com --> di sinilah aku menemukan pekerjaanku yang sekarang ini sekitar 2 bulan lalu. Coba daftar, bikin resume, trus kirim. Dan akhirnya sekarang dah hampir 1 bulan ini aku dah kerja. Tengkyu bos.
  2. karir.com --> banyak perusahaan yang jadi mitra karir.com, misalnya Bank Damanon. Di sini juga aku sering mencari lowongan, dan sampai sekarang aku masih tetap berlangganan melalui email. Sehari sekali mereka mengirim info loker terbaru ke emailku. Lumayan.
  3. jobs.experd.com --> perusahaan-perusahaan besar seperti Chevron menjadi mitra situs ini. Inilah salah satu situs pencari kerja favoritku, soalnya perusahaan-perusahaan mitranya menarik bro (perusahaan telekomunikasi ama pertambangan).
  4. binuscareer.com --> situs pencari kerja yang udah cukup lama menjadi sumber info buat para pencari kerja. Temen-temen banyak yang mereferensikan ini ke aku.
  5. id.asiajobseeker.com --> situs pencari kerja yang cukup besar, soalnya mereka meng-cover seluruh asia. yah mirip-mirip id.jobstreet lah.
  6. id.jobsdb.com --> ini banyak juga info lowongan di sini. Situs loker internasional, termasuk indonesia.
Well, di atas itu adalah situs yang mana kita bisa melamar ke pekerjaan yang tersedia langsung melalui situsnya. Kita hanya perlu untuk mendaftar menjadi anggota dan kemudian men-setting resume dan surat lamaran kita.

Btw, kadang-kadang perusahaan-perusahaan besar seperti pertamina atau bank indonesia tidak menggunakan situs-situs di atas untuk menerima pelamaran. Mereka mempunyai situs tersendiri untuk digunakan mendaftar online oleh para pelamar kerja. Seperti situsnya LPTUI maupun LPPM juga yang mempunyai banyak relasi perusahaan. jadi tinggal pintar-pintar kita menggunakan Google dan bertanya ke teman, hehe.

Oh ya, jangan lupa juga kalo cari lowongan sebaiknya pertama kali dikunjungi adalah situs resmi dari perusahaan tersebut (kalo ada). Misalnya nyari lowongannya BI, jadi kunjungi bi.go.id. Hampir pasti, perusahaan yang membuka lowongan akan menginformasikan lowongannya di halaman depan dari official situsnya.

Other useful job site links, bolehlah dijadiin tambahan informasi:
7. Astaga! Karir, 8. ekarir, 9. jobsindo, 10. Indojobmart, 11. Kerjait, 12. Kerjalepas, 13. komunikarir, 14. InfoKerja, 15. LapanganKerja, 16. Kompas karir, dst dst... just Googling! STFW yourself :)

That's it my list. Ada yang mau menambahkan?