Sampai dimanakah hidup kita pada hari ini?
Jumat, 14 Oktober 2016
Doeloe & Sekarang
Sampai dimanakah hidup kita pada hari ini?
Jumat, 30 September 2016
The Sword of Allah
Lying on his bed in Homs, a town in Syria, he said his last message, warning the disbelievers around the world, from his time to the last day, "may the eyes of cowards never sleep".
Never, will the eyes of the cowards sleep.
Jumat, 23 September 2016
Nasehat Emas Bagi Pegiat Ribawi
Silsilah Fatawa Kontemporer
——————————————————
NASIHAT EMAS BAGI PEGIAT RIBAWI.
——————————————————
Al-'Allamah DR. Robi' bin Hadi Al-Madkholi hafizhohulloh:
PERTANYAAN:
Apakah dibolehkan bagiku meminjam dari bank ribawi untuk membeli sebuah rumah? Berikan faedah kepada kami jazakumullohu khoiro.
JAWABAN:
Jika engkau butuh sebuah roti untuk makan dan dengan itu engkau terselamatkan dari kematian maka jangan engkau mengambil (baca: meminjamnya) dari bank sedikitpun terlebih untuk membangun rumah atau membeli mobil.
Allah telah halalkan bagimu bangkai, daging babi, hewan yang mati terpukul dan yang jatuh; Allah halalkan itu semua di saat terpaksa.
Namun Allah tidak pernah menghalalkan bagimu riba; riba bahaya sekali dan bahaya sekali.
Maka jangan engkau bermu'amalah dengan riba dan bersabarlah; karena sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
(وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ) [سورة الطلاق 2 - 3]
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." [Qs. At-Tholaaq: 2-3]
Maka riba adalah dosa besar dan perkara yang berbahaya; dan yang menghalalkannya dikafirkan.
Dan jika engkau butuh sebuah rumah maka bersabarlah hingga Allah beri engkau rezeki, dan berlindunglah kepada Allah serta curahkan (usaha menempuh) sebab-sebab hingga Allah persiapkan bagimu sebuah rumah, dan jika tidak maka engkau mati dalam keadaan engkau selamat dari peperangan melawan Allah;
Karena orang yang berbuat riba adalah orang yang memerangi Allah -na'udzubillah- ; sebagaimana difirmankan Allah 'Azza wa Jalla:
(فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ) [سورة البقرة 279]
"Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." [Qs. Al-Baqoroh: 279)
Allah umumkan peperangan atas pelaku riba.
Dan Rasulullah telah melaknat pemakan riba, wakilnya, penulisnya, dan kedua saksinya.
Apa yang engkau inginkan setelah kutukan? Apakah bermanfaat bagimu rumah sedangkan di hadapanmu neraka jahanam?
Hendaklah bertakwa kepada Allah setiap mu'min dan bersabarlah atas kemiskinan dirinya serta atas hajatnya; karena Allah berfirman:
(وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ) [سورة البقرة 155]
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." [Qs. Al-Baqoroh: 155]
Bersabarlah dan Allah akan memberimu balasan yang besar ini, sebagai pengganti dari engkau terjatuh ke dalam kutukan-Nya, kemarahan-Nya, kemurkaan-Nya, dan siksa-Nya.
Pikullah kesulitan ini di dunia karena sejatinya dia bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan kemurkaan Allah dan siksa-Nya.
Kita memohon kepada Allah agar kita dicukupkan dengan karunia-Nya dan anugerah-Nya dari segala hal yang akan mendatangkan kemarahan dan kemurkaan-Nya; sesungguhnya Robb kita sungguh maha mendengar semua doa.
Shalawat dan salam atas Nabi kita, Muhammad, dan atas keluarganya serta para sahabatnya.
••┈┈┈••✦✿✦••┈┈┈••
📚 Mawsu'ah Mu`allafat wa Rosail wa Fatawa Syaikh Robi' Al-Madkholi (1/134-135).
Sabtu, 27 Agustus 2016
Berhenti di Kamu
Senin, 11 Juli 2016
Keakuanku
Ada batas yang sangat tipis antara aku dan keakuanku. Saat aku berhasil merobohkan keakuan dalam diriku aku dapat melihat diriku yang sesungguhnya.
Apa artinya Aku tanpa keakuanku? Hanya sajak kusut yang telah melarut dalam air mata yang surut. Di ujung hari, yang tersisa hanya selalu ada aku dan keakuanku.
Minggu, 31 Januari 2016
The Dunya
I went on a journey to vietnam, and i prepared for it in months, made sure i had my tickets, made sure i have my passport, made sure i had enough money with me, and then i went on the journey.
Today i've come to an internet cafe in my city, and what i did is i picked up my motorbike and i came. That was all that i need to prepare.
If i had prepare vice versa, just picked up something and jumped on the plane to vietnam, you would have thought, "this guy is crazy". If i had prepare for 2 weeks for my journey to internet cafe today, you would've said, "this guy got his priorities upside down, he is only going for a talk and his coming straight back".
Now let us ask ourselfs question: how long are we going to live in this dunya? and how long are we gonna live in the hereafter? we prepare for the dunya according to the amount of time that we going to live in this dunya, and we prepare for our journey in the hereafter according to the time that we are going to live in the hereafter.
Umar ibn khattab r.a once said: "i looked into the matter of the dunya, and i looked into the matter of hereafter, and i realise that if i engaged myself in the dunya, then that will be detrimental to my hereafter. and if i engaged to the hereafter i would have to give up some dunya. so i gave preference to that which is eternal, everlasting, over that which was temporal."
Like i would be a fool, to prepare for 2 weeks for this journey to cafe, we also foolish to make this dunya our purpose, and forget our eternal journey to Allah.
Upon occasion Umar r.a came into a gathering of prophet Muhammad SAW, and umar looked around the house of the messenger, and he only saw a few provision, and then the messenger sat up from his mat, and the mat left imprints on the back of prophet muhammad, and umar began to cry. and the prophet said, "o umar, what are you crying for?". and umar said, "o messenger of Allah, have you not seen what pomp and what glory the kaiser and the kisra live in, the persian and the roman empire live in? you are the greatest of creation". and when umar said this the prophet sat upright and said "o umar, have you ever not understood that my example for this worldly life is that of a person who takes shade under a tree and he moves on".
That's what believers are like. That we live in this dunya temporal, for a short period of time. but what happens, we make our dunya our purpose and forget the hereafter. have you ever been to graveyard and have you seen how long people live for? have you ever seen the tombstones? what do they say? 1945-1980, 1950-1990 etc. you will realise that these people have spent more time under the ground than above it. still, what happens? we get impress by the 'now', the dunya, by ourselves. Everything makes us think that we are something special, although we forget that Allah created us from dust, and until dust we will return. and how can dust become horty? how can you proud when you are a dust? how can become you proud when you are made out of a piece of sperm?
I seek refuge of Allah from the deceptions of this worldly life. To Him, we will make our eternal journey.