Selasa, 12 Desember 2006

Pesan & Kesan Buat Calon Dekan

Fakultas Ekonomi Unhas adalah fakultas tertua di Unhas, dan Unhas adalah Universitas terbesar di Indonesia Timur. Oleh karena itu Fakultas Ekonomi senantiasa membutuhkan pemimpin yang merupakan Intelektual tercerahkan (Rauzan Fikr). Terkait dengan hal tersebut, hari selasa (12 Des 2006) adalah hari yang sangat menentukan bagi FE Unhas kedepan, karena pada hari tersebut akan dilakukan pemilihan Dekan.

Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang Dekan yang ideal. Begitu pula dengan Mahasiswa yang merupakan stackholeder terbesar. Oleh karena itu dari lembaga kemahasiwaan telah melakukan suatu proses untuk menampung aspirasi di tingkatan keluarga mahasiswa.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh fakultas saat ini adalah minimnya fasilitas, banyaknya dosen malas, adanya beberapa dosen yang kurang cerdas mengajar, ada pula beberapa dosen yang menomorsatukan kepentingan proyek dari pada mengajar. Selain itu mahasiswa sebagai anak didik senantiasa berharap para dosen yang dalam hal ini juga sebagai orang tua di kampus agar kiranya dapat menjadi teladan bagi seluruh stackholder.

Yang menjadi kesedihan juga di tingkatan mahasiswa adalah mulai tertutupnya ruang-ruang musyawarah di kampus, hal tersebut bisa terlihat dari adanya beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh birokrat kampus yang dimana kebijakan tersebut bersentuhan langsung dengan mahasiswa namun tidak melibatkan mahasiswa yang dalam hal ini lembaga kemahasiwaan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, di beberapa fakultas adanya pola-pola militeristik yang digunakan untuk melihat suatu masalah/menafsirkan suatu fakta sosial. Hal tersebut terlihat dengan dijatuhkannya sanksi skorsing kepada sekitar 30 orang mahasiswa Fisip Unhas, serta sekitar 20 orang mahasiswa Tekhnik Unhas yang menjalankan agenda pengkaderan awal lembaganya. Yang kita harapkan bersama adalah adanya sikap dewasa oleh masing-masing pihak, baik mahasiwa maupun birokrat ketika terjadi perbedaan perspektif. Dimana pendekatan rasionalitas yang dalam hal ini metode dialog agar kiranya dapat diutamakan.

Dalam kajian lembaga kemahasiswaan, yang perlu juga dipikirkan oleh Dekan terpilih ke depan adalah bagaimana FE Unhas mampu melahirkan Sarjana-sarjana yang memiliki kualitas pada wilayah Cognitif (pengetahuan), afektif (watak) dan Psikimotorik (Skiil). Selain hal tersebut, yang perlu juga untuk dikaji kedepan adalah tentang paradigma dominan yang digunakan oleh FE Unhas dalam kurikulumnya. Di mana lebih banyak menggunakan paradigma positivistik (Newtonian maupun Cartesian) dalam melihat permasalahan ekonomi. Ajaran tersebut biasa kita sebut dengan ajaran kapitalisme. Sehingga tidak mengherankan kemudian ketika output yang dihasilkan oleh Fakultas ini adalah Ekonom-ekonom serakah, yang berwatak individualis, dan berjiwa pragmatis. Yang kita harapkan bersama kedepan adalah adanya kurikulum ekonomi yang menggunakan paradigma Holistik sehingga wacana yang dikaji oleh mahasiswa lebih berwarna, dan memliki keberpihakan yang jelas terhadap agenda-agenda kerakyatan. Yakni Ekonom-ekonom yang siap menjawab realitas kemiskinan yang masih menjadi warna dominan di bangsa ini.

Yang diharapkan juga dari dekan terpilih adalah dekan yang memiliki pandangan positif terhadap lembaga kemahasiwaan. Meskipun kami sadari bahwa ada beberapa mahasiswa yang terlibat di lembaga kemahasiwaan yang masih memberi citra negatif seperti pengurus yang kuliahnya tidak beres. Namun perlu dipahami bahwa di lembaga kemahasiswaan kami senantiasa belajar tentang kedewasan, belajar berbeda pendapat/berkompromi, belajar untuk bicara atau tampil didepan orang banyak. Dan hal lain yang tak kalah pentingnya adalah jaringan yang kami peroleh, baik dengan mahasiswa sefakultas, maupun fakultas lain serta kampus lain. Termasuk jaringan dengan dosen-dosen, pengusaha serta para pejabat-pejabat (yang penting tidak menjadi penjilat), karena persentuhan kami pada suatu kegiatan seperti seminar, dll.

Yang kami harapkan dari pesta demokrasi yang akan diadakan hari selasa (12 Des 2006) adalah adanya pemilih-pemilih rasional, dan berpihak pada nilai. Bukan mendahulukan ego jurusan, suku maupun kelompok. Karena kami sebagai mahasiswa yang dalam hal ini sebagai anak didik senantiasa merindukan keteladanan dari bapak dan ibu dosen. Kami mahasiswa juga berharap agar semua konflik yang pernah ada, baik konflik personal maupun kelompok agar kiranya dapat diselesaikan secara dewasa demi FE Unhas ke depan. Sebagaimana kata seorang bijak: "kita harus berhenti menggunjing kegelapan, saatnya kita menyalakan lilin". - dream blog -

0 komentar: