Jumat, 23 Februari 2007

Malamku

Malam ini aku merasa sepi. Berjalan menelusuri setapak seorang diri, ditemani temaram cahaya lampu jalanan. Di tengah dunia yang ramai ini, kadang aku merasa sendiri. Seperti sehelai daun yang terbawa aliran sungai yang mahaluas. Nietzche mengatakan, "kesunyian adalah rumahku", tapi tidakkah ia selalu merasa asing di rumahnya sendiri?


Malamlah satu-satunya sahabat yang paling setia menemani kesunyianku. Aku mencintai malam. Aku mencintai kesunyiannya yang setia menemani kesunyianku. Malam menghiburku dengan bintang-bintangnya, dan suara alamnya selalu berdendang untukku. Seandainya malam adalah seorang gadis, tentu aku sudah jatuh cinta.

Hal yang sangat nikmat untuk dialami adalah berfikir sambil berselimut malam. Aku percaya berfikir adalah kegiatan pemanusiaan diri. Dan larut malam, adalah saat di mana Tuhan sejati mendekati kita.

Kadang aku memikirkan hal yang kelihatan sepele ini: Bahwa aku ada. Bagaimana seandainya aku tidak pernah ada? Apa yang ada di dalam ketiadaan itu? Apa yang kuketahui? Selanjutnya, aku akan memikirkan ini: Bahwa aku ada sebagai makhluk berfikir, yaitu manusia. Bagaimana seandainya aku ada sebagai sesuatu yang tidak bisa berfikir? Percuma ada kalau kita tetap tidak menyadari bahwa kita ada. Oleh karena itu, aku bersyukur bahwa aku ada. Dan aku bersyukur bahwa aku ada sebagai manusia. - dream blog -

0 komentar: