Rabu, 27 Agustus 2008

5 Alasan Kenapa Pemimpi Bisa Menjadi Pemimpin

Bermimpi adalah kepribadian dari para entrepreneur atau para pemimpin. Dunia mungkin tidak akan pernah melihat kelahiran PC jika saja mimpi Bill Gates tidak pernah datang. Kita mungkin tidak akan pernah mengenal lagu seindah seperti "imagine" jika saja John Lennoon tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang musisi. Orang-orang seperti mereka bermimpi dan mereka bermimpi BESAR.

Kita semua bisa bermimpi tapi apa bagusnya jika mimpi-mimpi itu tidak bisa dimaterialkan menjadi sebuah realitas? Satu hal yang pasti, mimpi seharusnya lebih spesifik daripada sekedar angan-angan setengah sadar. Bener gak? Dan juga, tidak bisa dipungkiri bahwa motivasi adalah bagian penting dari kepemimpinan. Motivasi dapat timbul hanya jika kita punya tujuan, dan tujuan ada ketika kita menginginkan sesuatu, mimpi, cita-cita, atau semacamnya. jadi apa yang memisahkan antara para pemimpin daripara pemimpi? Di tulisan ini saya mencoba untuk mencari jawabannya.


Kejernihan pandangan ke depan.
seseorang yang mencoba untuk menaiki 2 kuda sekaligus pasti selalu gagal. Bagiku ini realitas penting. Dan akan lebih jelas lagi jika kita mempelajari realitas ini: 10% kesuksesan suatu bisnis tergantung pada produknya. 90%-nya lagi tergantung pada strategi apa yang kita lakukan untuk membawanya ke pasaran. Dan ini bisa diatasi hanya jika ada mimpi. Satu-satunya cara seseorang bisa menyadari mimpinya adalah jika ada cukup kejernihan tentang apa yang diinginkan. Jika pandangan kita mengenai apa yang ingin kita capai kabur, kita mungkin tidak akan pernah mencapai mimpi kita. Seorang pemimpin harus mem-visualisasi-kan mimpinya agar dapat menyentuh puncak kesuksesan. mari kita ambil contoh Steve Jobs. Steve menghabiskan beberapa tahun untuk mencapai apa yang ia inginkan tetapi karena ia mempunyai visi yang jelas tentang apa yang ia ingin capai. Apple Inc, tidak akan sehebat sekarang ini jika bukan karena visinya.

Pemikiran yang radikal.
Seseorang yang punya mimpi memiliki tindakan yang radikal. Karena dia tahu betul apa mimpinya, lambat laun dia kemudian akan terkoneksi dengan mayoritas. Dia akan menunjukkan kepada dunia cara berpikir yang berbeda, bersamaan dengan itu dia akan membawa perspektif baru bagi hidup. Sekali dia terhubung dengan orang-orang, dia secara otomatis akan menjadi pemimpin. Mahatma Gandhi yang cuman punya satu set pakaian, dijadikan contoh oleh banyak pemimpin di seluruh dunia, cuma karena kata-katanya dan kebajikannya. Siapa yang bisa mengira kalau orang ini akan membebaskan sebuah bangsa hanya dengan membawa manusia bersama-sama melawan tanpa kekerasan dan senjata. lagian, bahkan Hitler pun tidak akan sukses menjadi salah seorang pemimpin yang paling diktator di dunia jika saja bukan karena pemikiran radikalnya.

Hasrat yang menyala-nyala.
"Hasrat adalah titik awal dari segala pencapaian, bukan harapan, bukan keinginan, tetapi hasrat yang kuatlah yang melebihi segala-galanya." - Napoleon Hill
Ada garis yang jelas antara pemimpi dengan pemimpin: Hasrat. Bahwa hasrat itulah yang membuatnya sukses dan tetap hidup untuk mencapai tujuannya. Hasrat ini mampu memunculkan motivasi dan menginspirasinya, bahkan dari matanya akan kelihatan semangat yang menyala-nyala.

Keyakinan dan kekuatan.
Mimpi seringkali tanpa disadari akan memberi kita keyakinan dan kekuatan yang bekerja bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk orang di sekitar kita. Saat kita tahu kita mau ke mana dan apa yang kita inginkan, kita akan mengambil keputusan terbaik dan tidak takut mengambil resiko, ketika pada saat yang sama orang lain tidak berani dan memilih passif. Sikap kita terhadap mimpi kita akan menghasilkan hal-hal positif. Coba kita ingat pidato si Martin Luther King Jr., "I have a dream" tentang bagaimana hasratnya untuk menyatukan kulit putih dengan kulit hitam. Dia punya mimpi dan kemudian dia hidup untuk itu. hanya 1 orang itu melawan jutaan orang, demi memperlihatkan sebuah dunia yang lebih baik. Dia memperoleh keyakinan dan kekuatan untuk melakukan itu semua karena mimpinya.

Melapangkan hati.
Terakhir, salah satu sebab yang paling penting mengapa pemimpi bisa jadi pemimpin, karena mereka melapangkan hati. hati adalah rumah mimpi, di sanalah mimpi dijaga. Impian tidak hanya muncul di otak, tapi juga di hati. Keikhlasan untuk mengerjakan sesuatu bukan dari otak, tapi dari hati. Dan kita akan melakukan lebih banyak lagi jika kita senantiasa melakukannya dari hati. Impian mempunyai kekuatan untuk menggerakkan kita sampai ke pencapaian karena kita hati kita senantiasa menjaganya. Seorang pemimpi belajar dari kegagalan dan terus gigih hanya karena dia mau mencapai impiannya. Level energi secara otomatis akan selalu terpompa. Ray Kroc, pemilik McDonalds ditolak 8 kali sebelum dia berhasil mendapat dana untuk memulai rencana.

Well, mungkin, saran saya di atas bisa menjadi permulaan yang baik bagi non-pemimpi untuk mulai bermimpi. Bukan maksudnya mimpi di kala tidur, tapi suatu mimpi yang terbaring di lubuk hati. Sungguh, mengagumkan mengetahui bahwa satu mimpi dapat mengubah hidup seseorang (bahkan banyak orang). Seorang pemimpi belum tentu pemimpin, tapi seorang pemimpin sudah pasti seorang pemimpi. jadi tunggu apa lagi? Mulailah bermimpi dan jadikan itu realitas. Buruan, selagi masih gratis...

1 komentar:

ilham irwinansyah mengatakan...

bener-bener memotivasi gua nih buat menggapai cita-cita gua yang berasal dari mimpi.